Saat ini, meski makin surut orang terpapar pandemi Covid-19. KIta tetap awas dan waspada. Dan taat pada Prokes.
Mengapa? Sebab manakala terpapar. Maka handai tolan juga mengalami stres. Itu sudah tentu.
Ada banyak kisah orang yang tidak tahan terhadap penyakit misterius itu. Namun, ada pula yang kuat. Kita berharap, lebih banyak orang jenis ini.
Kadang, tekad dan kemauan kuat untuk pulih amat menentukan. Diberitakan, banyak orang yang lekas pulih ketika justru melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) di hutan. Di pondok ladang. Atau di kebun yang jauh dari keramaian.
Apa dasar ilmiahnya?
Ternyata, memang ada. Namanya: healing forest.
Tersebutlah seorang bernama Hikmat Ramdan. Ia mengembangkan healing forest. Selama bertahun-tahun ia menelitinya. Ramadan adalah Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung dan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Angkatan 1990.
Nah, ia ini menguji alat penyembuhan-hutan itu saat acara Forest Camp para alumni Fakultas Kehutanan IPB pada 27 Oktober 2019 di Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat.
Dengan aplikasi Smart Pulse maka kondisi stres fisik (physical stress) dan mental (mental stress) enam relawan diuji sebelum dan setelah berjalan di hutan. Hasilnya? Ternyata, hutan menyembuhkan!
Menulis: Sehat & Menyembuhkan
Sementara itu, di Cina. Ada seorang bernama Gao Xingjian.
Pada 1983, Gao divonis mati oleh dokter karena mengidap kanker paru-paru. Enam minggu kemudian, setelah diperiksa, Gao sembuh total. Ia mencoba bertahan dan mengisi sisa hidupnya dengan berjalan kaki sejauh 15.000 kilometer ke sebuah gunung terpencil dan hutan belantara Sichuan.
Hal yang sangat mencengangan adalah. Hasil pengembaraan ini dituangkannya dalam Soul Mountain. Pada 2000, novel yang ditulis di hutan Sichuan ini memenangkah Hadiah Nobel bidang Sastra.
Jadi, apa pun bisa ditulis -jadi buku. Selain sukacita dan bahagia. Juga derita dan sakit kita. Meski tak-terucapkan.