Renungan Tepi Sungai Mahakam | Bagaimana Dahulu Kala Hindu Menguasai Nusantara? (3)

Prasasti Yupa bukti sejarah yang tak terbantah. Bahwa pada mulanya, kerajaan di Kutai ini oleh dan dari penduduk lokal.

PRASASTI YUPA (MUARAKAMAN)
Materi: Batu
Lokus: Muara Kaman, Kutai, Kalimantan Timur
Bentuk: Panjang. 39cm, Lebar. 29 cm, Tinggi. 169cm
Tahun: Abad ke 4 M
Kini: di Museum Nasional Indonesia
Inv. No. D 2a

Inilah tulisan dalam prasasi selengkapnya:
srimatah sri-narendrasya; kundungasya
mahatmanah; putro svavarmmo vikhyatah;
vansakartta yathansuman; tasya putra
mahatmanah; trayas traya ivagnayah; tesan
trayanam pravarah; tapo-bala-damanvitah;
sri mulavarmma rajendro; yastva
bahusuvarnnakam; tasya yajnasya yupo’yam; dvijendrais samprakalpitah.

Yupa secara harfiah berati: tiang batu. Sesungguhnya, prasasti Yupa bukan cuma satu. Total jumlahnya ada 7 buah.  

Seluruh tujuh prasasti Yupa ditemukan di Kecamatan Muara Kaman. Tidak ditemukan pada waktu bersamaan. Lebih dahulu ditemukan 4 buah prasasti pada tahun 1879. Sedangkan 3 lainnya ditemukan pada tahun 1940-an.

Ditulis dalam aksara pallawa. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah Sansekerta. Dari telaah paleografis yang dilakukan oleh Kern (1917), diketahui. Bahwa aksara yang digunakan untuk menulis prasasti Yupa ini mempunyai kesamaan dengan tipologis aksara Wenggi di Kalingga dan aksara Cera di Merkara. Keduanya adalah wilayah yang terletak di India Selatan.

Nah, dari sinilah penetapan tarikh relatifnya prasasti Yupa itu. Yang ditengarai pada abad IV Masehi.

Prasasti itu berupa monumen yupa (batu), yang di permukaan dipahat dan ditulis dalam aksara Pallava dan Bahasa Sansekerta. Isinya tegas mencatat garis keturunan Raja Mulavarman, mulai dari Kundunga yang memiliki seorang putra bernama Asvavarman memiliki tiga putra.

Sosok yang menonjol di antara ketiga putra Asvavarman adalah Mulavarman. Ia raja yang disempurnakan dengan baik, kuat, dan berkuasa oleh manusia dan direstui para dewa.

Disebutkan pula bahwa Mulavarman mengadakan upacara yang disebut bahusuvarnnakam (banyak emas), dan sebagai peringatan untuk upacara ini, monumen batu (yupa) dibangun oleh para brahmana. Pada zaman dahulu kala, dan kini pun, emas adalah simbol sesuatu/barang yang berharga. Mempersembahkan emas, sama dengan mempersembahkan yang terbaik, yang kita miliki.

Inilah awal kontak yang dilakukan oleh orang Nusantara yang tinggal di pulau Varuna-dvipa (Borneo/Kalimantan) dengan budaya India.

Hal itu dapat dilihat dari nama yang disebutkan pada garis keturunan bahwa Kundunga, kakek Mulavarman, kemungkinan besar adalah nama asli setempat. 

Asvavarman, ayah dari Mulavarman, adalah nama India. Sedemikian rupa, sehingga pengaruh Hindu-India mulai pada masa pemerintahan ayahnya. 

Raja Mulavarman, seperti yang tersirat dari prasasti Yupa memeluk agama Veda.

(bersambung)

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 728

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply