Selamat Jalan Parakitri : Penulis, Intelektual, dan Sahabat

Parakitri Tahi Simbolon, atau yang lebih akrab disapa Parakitri, bagi saya bukan hanya sekadar seorang sahabat, tetapi juga seorang senior dan guru yang sangat berpengaruh.

Relasi kami tidak hanya terjalin dalam lingkup pertemanan, tetapi juga dalam lingkungan profesional. Saya bergabung dengan grup Kompas-Gramedia pada tahun 1989, di mana Parakitri saat itu sudah menjabat sebagai Kepala Litbang Kompas, dan kemudian menjabat sebagai Kepala Diklat.

Saat Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) didirikan, saya masih jelas mengingat bagaimana Parakitri menjadi salah satu pendiri KPG. Saya bahkan memiliki kenangan yang mendalam ketika saya berada di sebelahnya, hanya dibatasi oleh sekat dinding di gedung bedeng, di atas Koperasi. Itu terjadi pada tahun 1993.

Namun, berita kepergiannya yang tiba-tiba pada pagi ini (25/03-2023) benar-benar mengguncang saya. Kabar tersebut saya terima dari sahabat dekat kami, Ariobimo Nusantara, yang juga merupakan tandem penulis sebuah buku bersama Parakitri. Kehilangan Parakitri bukan hanya kehilangan seorang sahabat yang baik, tetapi juga kehilangan seorang mentor yang telah memberikan banyak inspirasi dan pengaruh dalam hidup dan karier saya.

Pendidikan

Parakitri lulus dari SMA Katolik Budi Mulia Pematangsiantar sebelum melanjutkan studinya di Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada periode 1967-1972. Pada tahun 1974-1975, ia mendapatkan beasiswa kerja sama Indonesia-Prancis untuk belajar di Institut International d’Administration Publique (IIAP), Paris. Gelar doktornya ia raih dari Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, pada tahun 1991.

Karier

Sebelum bergabung dengan Harian Kompas, Parakitri pernah menjadi asisten dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1970-1972) dan staf peneliti di lembaga penelitian di fakultas yang sama (1971-1972). Ia juga pernah menjadi pegawai Departemen Luar Negeri RI (1972-1975).

Setelah kembali dari Prancis pada Februari 1976, Parakitri bergabung dengan Harian Kompas. Salah satu kontribusinya yang terkenal adalah kolom-kolomnya yang dikenal sebagai Cucu Wisnusarman (1979-1984). Pada tahun 1986-1990, ia melanjutkan studi di Vrije Universiteit, Amsterdam, yang dibiayai oleh Harian Kompas.

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 730

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply