Tokoh dan pemimpin dunia banyak yang piawai memilih diksi ketika orasi, atau memberi motivasi.
Bung Karno misalnya, dikenal sebagai motivator, orator ulung, sekaligus agitator Indonesia merdeka. Pidato dan pilihan kata si Bung luar biasa. Kita mengagumi kecerdasan lingustik (words smart ) orang-orang yang demikian itu. Dari mana mereka memungut kata-kata biasa, namun sangat indah serta dalam maknanya?
Di Amerika, dan level dunia, tersebut seorang bernama Benjamin Franklin. Di muka para pebisnis muda Amerika pada 1748, ia memberikan petuah yang hingga hari ini melekat kuat dan seakan menjadi kenisayaaan.
Salah satu penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan Amerika, Gubernur Pennsylvania ke-6, penulis, dan pelaku penerbitan ini suatu ketika memberikan petuah, “Remember that time is money!”
Ucapan Benjamin Franklin ini segera menjadi sangat terkenal, bergema ke seluruh penjuru dunia, diadopsi di mana saja sebagai kebenaran yang tidak dapat disangsikan lagi.
Ungkapan pendeknya “Time is money”, waktu adalah uang. Apa makna ungkapan ini? Apakah yang dimaksudkan bahwa segala-galanya ditakar semata hanya dengan uang? Oh, noooo! Tidak sedangkal itu!
Benjamin Franklin: time is money!
sumber foto: wikipedia
Waktu yang Berharga untuk Sesuatu yang Mulia
Jika ditelusuri konteks dan suasana munculnya ungkapan bijak di atas, ternyata yang dimaksudkan bukanlah meletakkan uang di atas segala-galanya. Seakan-akan uang adakah tujuan dari segalanya. Khalayak yang mendengar pidato Benyamin waktu itu adalah para pebisnis muda.
Sebagaimana kita ketahui, umumnya pebisnis sangat menghargai waktu. Ketepatan dan efisiensi waktu sangat sangat diperhatikan dalam dunia usaha. Jika waktu tidak ditepati, atau terjadi keterlambatan, maka dunia bisnis akan kehilangan kepercayaan. Kehilangan kepercayaan akan menyebabkan kehilangan uang.
Di sini tepat ungkapan bahwa social trust akan mendatangkan financial trust. Bangun lebih dulu kepercayaan sosial, baru orang akan memberi apresiasi atau penghargaan berupa uang –misalnya dengan membeli atau membergunakan jasa kita.
“Time is money” dari Franklin amat mashyur dan menjadi peribahasa dunia. Apa makna ungkapan ini? Apakah yang dimaksudkan bahwa segala-galanya ditakar semata hanya dengan uang? Oh, noooo! Tidak sedangkal itu!
Untuk mengilustrasikan betapa dimensi waktu sangat pokok dalam dunia bisnis, mari kita angkat soal delivery atau pengantaran pemesanan barang atau jasa. Katakanlah sebuah pabrik jamu berjanji kepada distributornya mengirimkan barang dalam tempo paling lama dua hari setelah pemesanan. Setelah ditunggu pada waktu yang dijanjikan, barang yang dijanjikan tidak kunjung tiba pengantarannya.
Akibatnya, distributor tadi kehilangan kepercayaan (trust) kepada pabrik jamu tadi. Kejadian seperti ini terulang terus-menerus, sehingga muncul image di pada distributor tadi bahwa perusahaan jamu tersebut tidak tepat waktu.
Keluhan dan kesan negatif ini, kemudian menyebar luas ke distributor lain dan ke masyarakat. Pada akhirnya, distributor tadi beralih ke merek lain yang sejenis yang jauh lebih tepat dari sisi waktu pengiriman. Akibatnya, perusahaan jamu tadi kehilangan distributor, sekaligus kehilangan omset.
Dalam kasus ini, tepat sekali ungkapan di atas. Bahwa waktu adalah uang. Tidak menepati waktu, uang melayang. Sebaliknya, menepati waktu, uang akan datang.
Akan tetapi, sebenarnya bukan hanya uang akan datang manakala seseorang atau institusi menepati waktu. Mengisi waktu dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya juga akan mendatangkan uang. Orang yang membiarkan waktu berlalu, tidak akan mendapatkan apa-apa.
Sebaliknya, orang yang menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, akan memetik uang (manfaat) daripadanya.
Yang dimaksudkan oleh Franklin apakah waktu sama dengan uang, dan sebaliknya? Ternyata bukan demikian, seperti perhitungan dalam matematika. Misalnya: 2 x 4 = 4, yang bisa dibalik tetap benar: 4 = 2 x 2.
Sebenarnya yang diinginkan ialah agar setiap orang menggunakan waktu secara sangkil dan mangkus untuk mencapai sesuatu yang mulia. Menggunakan waktu untuk kebaikan dan kemanusiaan. Waktu jangan terbuang percuma, sebab tidak pernah kembali. Itu sebabnya, waktu sangat berharga. Dan sesuatu yang berharga kerap diumpamakan dengan “uang”,
Jadi, “uang” hanyalah simbol untuk sesuatu yang berharga dan mulia. Andaikan Franklin berbicara di kalangan medis, maka ia akan berkata,“Waktu adalah kesehatan” karena kesehatan adalah sesuatu yang sangat vital dalam hidup, bahkan boleh dibilang syarat mutlak.
Manakala hari ini Franklin bicara di depan para pebisnis, petuah apa kira-kira yang akan disampaikannya? Masih samakah dengan nasihat yang diucapkan pada 1748, ataukah sudah berubah?
Kita yakin bahwa nasihat yang disampaikan masih tetap sama: “Remember that time is money!”