Pantai rei kai ouden menei –kata filsuf Heractilus (500 s.M.). Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini. Semuanya mengalir, sebagai aliran air. Yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.
Dalam pusaran perubahan itu, masyarakat-dunia pun berdinamika, dari zaman ke zaman. Di bidang komunikasi, dahulu kala komunikasi terjadi secara personal langsung, face to face. Kemudian digantikan oleh media suara (telepon), audio (radio), audio-visual (video call), dan kini hologram.
Kekecewaan akan dehumanisasi, dan pengaruh negatif media, membuat manusia sadar: tidak pernah bisa, dan boleh, ciptaan menguasai sang penciptanya. Dan pencipta tunduk pada hasil karya-ciptaanya. Ini contra natura!
Namun, media hanyalah membantu dan mempercepat. Media tidak bisa menggantikan peran manusia. Rasakan bedanya, komunikasi melalui media dan komunikasi langsung. Ada citarasa yang lain sama sekali!
Baca https://bibliopedia.id/world-future-society-bagian-2-dari-3-narasi/?v=b718adec73e0
Oleh sebab itu, meski masyarakat bangsa berubah; personal touch, tidak pernah tergantikan. Relasi antar-manusia tetap nomor satu. Manusia tetap di atas segala-galanya. Yang kita bayangkan adalah: jangan sampai manusia mengabdi, bahkan menjadi hamba dari karya ciptanya. Inilah yang menjadi kekhawairan para pendidik, kaum sofis, para pemikir yang berbasis humanity.
Masa depan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diprediksi. Akan tetapi, masa depan dapat diprediksi berdasarkan pengalaman masa lampau dan situasi saat ini, tentu saja dengan asumsi tertentu bahwa ada faktor-faktor tetap yang tidak berubah.
Terkait dengan masa depan masyarakat dunia dalam konteks teknologi media, maka masyarakat dunia masa depan ialah masyarakat yang semakin tidak dibatasi oleh waktu dan tempat dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
Jika saat ini media digital memungkinkan mereka berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya, maka di masa datang teknologi hologram akan menggantikan teknologi digital.
Apa pun perkembangan teknologi, sesuai teori McLuhan, bahwa teknologi adalah ekstensi manusia, termasuk hologram.
Di masa yang akan datang, manusia rindu kembali ke pola komunikasi tradisional. Yakni komunikasi secara langsung, tanpa media perantara. Kekecewaan akan dehumanisasi, dan pengaruh negatif media, membuat manusia sadar: tidak pernah bisa, dan boleh, ciptaan menguasai sang penciptanya. Dan pencipta tunduk pada hasil karya-ciptaanya. Ini contra natura!
Secanggih apa pun alat, teknologi, manusia tetap di atas teknologi!
Baca https://bibliopedia.id/world-future-society/?v=b718adec73e0
Daftar Pustaka
Baran, Stanley J dan Dennis K. Davis. (2009). Communication Theory. Boston: Wadsworth.
Erve, Marc van der. (2006). The Future of Society: Explaining the Past, Present and Future of Our World. Evolution Management & Media.
Murphie, Andrew dan John Potts. (2003). Culture & Technology. New York: Palgrave MacMillan.
Popper, Karl Raimund. (1995). The Open Society and Its Enemies. New York: Routledge.