4 Fakta tentang Sawit

Sawit telab berkembang menjadi ekonomi-politik. Sekaligus, politik-ekonomi.

Hal itu suatu adagium. Bagaimana awal tahun lalu (2022), kita dikejutkan dengan perang dagang, sekaligus perang politik atas tanaman impor yang kemudian meng-Indonesia ini.

Setelah berada di titik kulminasi, a rp 3.500 /kg tandan buah segar (TBS), tiba-tiba saja harga sawit merosot drastis di angka sia-sia: Rp 600/kg TBS. Tak ada gunanya panen sawit dengan harga segitu. Tak ada untungnya. Buntung, ya! 

Maka para petani dan pengusaha sawit kelas medioder, meradang. “Ngurus barang berlimpah saja tidak becus, apalagi barang langka,” komentar ekonom senior yang dikenal kritis, Dr. Rizal Ramli tentang fenomena perang dagang dan politik-sawit.

Karena perannya yang vital dan strategis, sawit berpotensi menjadi alat politik-ekonomi. 

Apa pun, kita bisa bikin hanya 4 fakta penting tentang sawit. Berikut ini, disarikan dalam empat  butir saja.

Pertama, sawit contoh produk impor (luar) yang menjadi bernilai di bumi pertiwi. 

Kedua, kehadiran sawit yang luar biasa itu harus memberi manfaat kepada semua pihak: petani, pengumpul, pengusaha, dan negara. 

Ketiga, karena perannya yang vital dan strategis, sawit berpotensi menjadi alat politik-ekonomi. 

Keempat, lantaran peran dan faktor Indonesia, akan makin banyak terjadi apa yang disebut dengan “post truth”, yakni upaya menghalangi Indonesia sebagai lokus eksistensi sawit, pemain utama, dan pengekspor terbesar dunia.

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply