Pemimpin yang Melayani, Adakah?

Di Hari Kamis Putih. Tatkala memperingati “The Last Supper”. Perintah yang utama dan pertama: cinta kasih. Namun, spirit yaang diberikan dengan contoh oleh Sang Guru Sejati adalah: MELAYANI.

Seorang pemimpin pertama-tama panggilan tugasnya adalah to serve, melayani, memberi jalan, memotivasi.

Pemimpin yang melayani

Sekilat pintas, terkesan terjadi Contradictio in terminis – kontradiksi dalam istilah apa yang menjadi pokok kajian buku ini. Mengapa pemimpin mesti melayani? Bukankah seorang pemimpin seharusnya yang dilayani?

Baca Yukl: Leadership in Organization

Ini adalah pandangan yang tumbuh di bawah pengaruh kolonialisme dan sistem paternalistik. Di masa lalu, pemimpin memang diharapkan untuk menjadi pelayan, bukan sebaliknya.

Namun, dalam konteks pemilihan pemimpin nasional saat ini, jenis pemimpin yang diinginkan telah berubah menjadi yang pertama dalam prioritas. Pemimpin sekarang harus menjadi seperti yang dijelaskan dalam judul narasi ini, bukan hanya membasuh kaki orang lain. Seorang pemimpin yang melayani harus membuka jalan dan memungkinkan pengikutnya untuk tumbuh.

Konsep ini dapat ditemukan di situs web https://www.greenleaf.org/what-is-servant-leadership/, yang mendefinisikan servant leadership sebagai berikut:

Seorang pemimpin yang melayani berfokus pada pertumbuhan dan kesejahteraan orang-orang serta komunitas yang mereka ikuti. Sementara kepemimpinan tradisional umumnya melibatkan akumulasi dan penggunaan kekuasaan oleh seseorang di “puncak piramida,” servant leadership berbeda.

Robert K. Greenleaf (1970) dianggap sebagai pelopor dalam pendekatan servant leadership modern. Menurutnya, seorang pemimpin pertama-tama harus menjadi pelayan. Ini karena pada dasarnya setiap orang senang dilayani. Oleh karena itu, layani pengikut Anda terlebih dahulu, dan Anda akan menjadi besar. Sebagai contoh, dalam permainan tenis, siapa yang menang? Apakah yang melakukan banyak smashes, atau yang melakukan service? Yang melakukan service!

Pendiri servant leadership ini telah memberikan definisi yang luas dan cara terbaik untuk mengukur apakah seseorang adalah pemimpin yang melayani.

BacaThe Flying Geese : Asal usul istilah, teori, gaya leadership, dan pertumbuhan

Menurut Sendjaya (2015: 45), perbedaan muncul dalam perhatian yang diberikan oleh pelayan, yaitu memastikan bahwa kebutuhan prioritas tertinggi orang lain dilayani. Tes terbaik, meskipun sulit dilakukan, adalah: Apakah mereka yang dilayani tumbuh sebagai individu? Apakah mereka, saat dilayani, menjadi lebih sehat, lebih bijaksana, lebih merdeka, lebih mandiri, dan lebih cenderung menjadi pelayan? Dan, apa dampaknya bagi orang yang paling kurang beruntung dalam masyarakat? Apakah mereka mendapat manfaat atau setidaknya tidak semakin terpinggirkan?

Ada dua kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu “melayani” dan “kebutuhan pengikut.” Greenleaf menegaskan bahwa seorang pemimpin yang melayani memilih untuk melayani terlebih dahulu, sebelum yang lainnya.

Pilihan ini mungkin menjadi titik awal untuk lebih memahami motivasi dalam diri pemimpin yang menggerakkan mereka. Motivasi dasar dari kepemimpinan yang melayani adalah bahwa “Saya melayani” bukan “Saya memimpin.” Alasan utama pemimpin ada adalah untuk melayani terlebih dahulu, bukan memimpin terlebih dahulu.

Inilah sebabnya mengapa servant leadership berakar pada asumsi bahwa “Saya pemimpin, karena itu, saya melayani,” bukan “Saya pemimpin, karena itu, saya memimpin.” Dalam servant leadership, memimpin adalah melayani, dan melayani adalah memimpin. Seperti yang dijelaskan oleh De Pree, CEO Herman Miller, Inc., ciri utama dari kepemimpinan yang melayani adalah kata kerjanya adalah “melayani,” bukan “memimpin.”

Baca Learning to Be a Young Leader from Hayam Wuruk

Kepemimpinan adalah posisi pelayanan. Kepemimpinan adalah posisi kepercayaan. Ini melibatkan hak yang diberikan kepada seseorang untuk mengemban tanggung jawab atas orang-orang yang memberikan hak itu dan yang kemudian menaruh harapan serta mengandalkan mereka sebagai pemegang amanah.

Karena dalam servant leadership, pemimpin melayani terlebih dahulu, karakteristik ini dianggap sebagai ciri utama dari seorang pemimpin yang melayani. Ia harus memenuhi kriteria seorang pelayan sebelum bisa dianggap sebagai pemimpin.

Endorse pakar
Bagi Pembaca yang punya vorurteil, pengetahuan di dalam kepala, skip saja membaca buku lks 375 halaman ini. Diterbitkan The Jakarta Consulting Grop (JCG) tahun 2020, agaknya ini buku pertama di bidangnya di negeri Pancasila. Hal itu hasil dari penelitian pustaka. Yang ada baru artikel lepas terkait topik.

Skip membaca isinya, langsung saja membaca apa kata para pakar di bagian belakang flap (lidah) buk warna biru disapu tintas emas ini.

Saya pribadi sangat bersyukur, Bapak A.B.Susanto menulis buku dengan judul yang sangat menarik – Servant Leadership. Semoga inspirasi yang dapat ditimba daribuku SERVANT LEADERSHIP, menantang semakin banyak pribadi, khususnya yang mendapat keper?ayaan sebagai pemimpin, untuk menjadi pemimpin yang melayani. Terima kasih
Bapak A.B. Susanto atas kesungguhan Bapak untuk mengabdikan diri untuk Tuhan dan Tanah Air – antara lain dengan menulis buku ini.
+ Ignatius Kardinal Suharyo – Uskup Keuskupan Agung Jakarta

Buku “Servant Leadership” merupakan sumbangan pemikiran yang berkualitas dari Prof. Dr. AB Susanto. Buku ini merupakan sumber yang tepat bagi orang-orang yang mendapat amanah sebagai pemimpin dunia, nasional, lokal maupun organisasi-organisasi yang ada. Maka kami mengajak semua anggota masyarakat, khususnya para pemimpin yang sedang mendapat tugas untuk memimpin, apapun dan dimanapun organisasinya, juga calon pemimpin masa depan membekali diri dengan membaca dan mewujudkan isi buku ?Servant Leadership”. Selamat membaca.
–Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM – Uskup Keuskupan Bogor

Dengan adanya buku yang ditulis oleh Prof. DR AB Susanto ini diharapkan bisa menjadi salah satu pegangan bagi setiap orang yang mendapatkan kepercayaan menjadi seorang pemimpin dilevelmanapununtuk selalu berpegang teguh bahwa jabatan adalah amanah, jadi bekerjalah sebaikmungkin untuk melayani anggota atau warganya demi mewujudkan keadilan dan kebaikan.
–Basuki Tjahaja Purnama – Komisaris Utama PT. Pertamina Tbk.

Buku yang ditulis oleh Bapak A.B. Susanto tentang Servant Leadership merupakan sebuah refleksi bagi kita dalam mengembangkan gaya kepemimpinan yang dipenuhi rasa syukur untuk melayani dalam sebuah organisasi yang dapat diterapkan saat ini ditengah arus modernitas dan perkembangan teknologi. Semoga buku ini menjadi refleksi bagi kita untuk dapat diimplementasikan dalam kehidupan berorganisasi.
–Sugianto Kusuma – Wakil Ketua Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia

Sejatinya esensi Kepemimpinan memang lah melayani. Oleh karena itu buku SERVANT LEADERSHIP ini disamping sangat bernilai bagi para Pemimpin tetapi juga terbit tepat waktu.
Buku ini dapat menjadi pegangan bagi para Pemimpin di segala bidang didalam berkarya.
Selamat membaca!
–Dr. Ali Mocthar Ngabalin, MA – Tenaga Ahli Utama KSP *)

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 730

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply