Anggur sebagai Life Style

Life style. Gaya hidup. Apa pun bisa jadi simbolnya

Dahulu kala. Pada zaman kompeni Hindia Belanda. Olahraga tenis dipandang sebagai simbol hobi atau permainan orang berada. Saya mafhum hal itu dari roman A. Muis, Salah Asuhan (1928: 1).

Kemudian golf. Sebagai simbol. Atau penciri kelas sosial tertentu.

Di bidang tanaman, pernah amat sangat terkenal adenium. Kemudian, yang  lalu jatuh pula harganya, adalah aglonema. Juga Gelombang Cinta atau Anthurium Plowmanii.

Dan kini, anggur. Bagaimana tanaman itu menjadi trendy, suka-suka yang bikin trend.

Tanaman buah berupa perdu merambat itu, bukan sekadar tanaman yang bisa dinikmati buah segarnya. Lebih dari itu, buah tanaman dari keluarga Vitaceae ini juga saripati airnya  sangat terkenal nikmat: anggur merah.

Anggur. Bagi saya, setidaknya. Tanaman merambat ini pemanis halaman rumah. Sekaligus, meneduhkan teras rumah penulis dengan tanaman yang jadi legenda. Dan kini anggur jadi life style.

Di era agrobisnis yang semakin maju, mudah saja mendapatkan bibit anggur yang bermutu. Saya membelinya via pemesanan online, COD. Beli 2, dapat 3. Namun, karena kelamaan di jalan, yang berhasil hanya 1 saja. Itu untuk teras dan halaman depan rumah saya, di Jakarta.

Di kebun dan rumah penulis di my homeland, Jangkang, Kab. Sanggau, Kalbar. Saya langsung pergi ke pembibitannya di bilangan MT Haryono, Pontianak. Langsung memilih.

Harga bibit anggur yang kelas wahid: a rp 150.000. Sedangkan kelas dua, bisa rp 125.000. Beli 10 bisa dapat bonus 1.

Kusaksikan, di Pontianak. Teras dan depan rumah orang tajir –berteduhkan rambatan pohon-pohon anggur. Indah dan asri.

Anggur kini bukan semata-mata tanaman. Ia juga life style — gaya hidup.

Bukan lancang. Atau pun menggolongkan diri pada kelas sosial tertentu. Saya ingin, berhasrat saja, bercocok tanam anggur.

Bagi saya, ia pemanis halaman rumah. Sekaligus, meneduhkan teras rumah penulis dengan tanaman yang jadi legenda.

Dan kini, tanaman anggur jadi life style.

***

Lalu teringatlat saya. Yang salah satu hobi adalah karoke. Selain kondan, jonggan “Kayu Ara”, saya gemar melantunkan lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes +. Antara lain, lagu: Melati Biru, Biarlah Kusendiri, Senja demi Senja, dan banyak lagi.

Terakhir, aku sangat demen lagu “Anggur Merah””

Anggur merah di genggamanku
Pecah sudah dan membasahi bajuku
Inikah ibarat dirimu telah di ambil orang?
Keping-keping hancur cintaku
Pijakan kakiku terasa hampa
Kemana lagi harus melangkah?
Oh, sayang
Bagaikan layang-layang putus benangnya
Tertiup angin yang kencang
Entah jatuh di mana..………………………………………………?

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 737

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply