Tak ada hari libur bagi penulis. Sebaliknya, tak ada hari bekerja. Mengapa? Karena setiap hari penulis itu bekerja. Dan setiap hari pula seorang penulis libur.
Maka di hari libur nasional, Hari Lahir Pancasila (1 Juni 2023) hari ini. Saya “bekerja”. Apa pekerjaan saya?
Seperti biasa, di hari yang lalu lalu. Pekerjaan saya adalah: membaca dan menulis. Keduanya bagai mobil dan bensin. Keping mata uang. Suami iseri. Yang saling melengkapi.
Hari ini saya ingin berbagi ihwal buku yang saya read and emulate –baca dan mamah biak. Sebagai penulis biografi, saya mengoleksi (membaca dan mengemulasi tentunya) biografi bukan saja orang Indonesia, melainkan juga biografi para tokoh dunia.
Biografi yang saya ulas kali ini adalah Bruce Lee. Siapa tak kenal aktor film laga kelas dunia sing ada lawan itu?
Bruce Lee (Hanzi: 李小龍; lahir Lee Jun-fan, 李振藩; 27 November 1940 – 20 Juli 1973) adalah seniman bela diri dan aktor Hong Kong dan Amerika.
Lee pendiri Jeet Kune Do, sebuah filosofi seni beladiri hibrida yang diambil dari berbagai disiplin ilmu tempur. Seni beladiri kreasi Lee dianggap membuka jalan bagi seni bela diri campuran modern.
Lee dianggap oleh kritikus, media, dan seniman bela diri lainnya sebagai seniman bela diri paling berpengaruh sepanjang masa dan ikon budaya pop abad ke-20, yang menjembatani kesenjangan antara Timur dan Barat. Dia dipuji karena mempromosikan film aksi Hong Kong. Sekaligus membantu mengubah cara orang Tionghoa ditampilkan dalam film-film Amerika.
Lee lahir di San Francisco dan dibesarkan di British Hong Kong. Ia diperkenalkan ke industri film Hong Kong sebagai aktor cilik oleh ayahnya. Namun, ini bukanlah film seni bela diri. Pengalaman seni bela diri awalnya termasuk Wing Chun (dilatih di bawah Yip Man), tai chi, tinju (memenangkan turnamen tinju Hong Kong), dan tampaknya sering berkelahi di jalanan (perkelahian lingkungan dan atap). Pada tahun 1959, Lee, yang memiliki kewarganegaraan AS karena kelahirannya, dapat pindah ke Seattle. Pada tahun 1961, dia mendaftar di Universitas Washington.
Knowing is not enough, you must apply. Willing is not enough, you must do. –Bruce Lee.
Selama waktu di Amerika Serikat inilah dia mulai mempertimbangkan untuk menghasilkan uang dengan mengajar seni bela diri, meskipun dia bercita-cita untuk berkarir di dunia akting.
Lee membuka sekolah seni bela diri pertamanya, beroperasi di luar rumah di Seattle. Setelah kemudian menambahkan sekolah kedua di Oakland, California, dia pernah menarik perhatian yang signifikan di Kejuaraan Karate Internasional Long Beach California tahun 1964 dengan melakukan demonstrasi dan berbicara.
Lee kemudian pindah ke Los Angeles untuk mengajar, di mana murid-muridnya termasuk Chuck Norris, Sharon Tate, dan Kareem Abdul-Jabbar. Pada tahun 1970-an, film-filmnya yang diproduksi di Hong Kong dan Hollywood mengangkat film-film seni bela diri Hong Kong ke tingkat popularitas dan pujian yang baru. Tak pelak, ia memicu lonjakan minat Barat pada seni bela diri Tiongkok. Arah dan nada filmnya secara dramatis memengaruhi dan mengubah seni bela diri dan film seni bela diri di seluruh dunia.
Baca juga https://bibliopedia.id/kiprah-panglima-jilah/?v=b718adec73e0
Di mata motivator Andrie Wongso, Buce Lee bukan sekadar piawai di bidang kinestetik. Yakni kecerdasan di bidang olah gerak tubuh untuk bidup menurut redefinisi kecerdasan oleh Gardner. Lebih dari itu, Lee juga seorang motivator. Sekaligus inspirator.
Ada 40 rahasia sukses Buce Lee disingkapnya dalam buku ini. Dari sekian banyak rahasia, agaknya no. 3 ini esensinya .
“Knowing is not enough, you must apply, willing is not enough, you must do”. Tahu saja tidak cukup, Anda harus mengaplikasikannya. Ingin saja tidak cukup, Anda harus melakukannya. (Hlmn. 36).
Buku terbitan AW Publishing, meski terbit bertarikh Masehi 2011, ini tetap relevan. Inilah keunggulan buku. Tidak basi.
Pesan saripati gizi menu buku bergambar, dengan bilangan jumlah 151 halaman ini. Tak lekang dimakan zaman.
Buku. Ia mengikat ilmu. Begitulah cara kerjanya!