Buku sebagai gift?
Masih amat langka hal itu terjadi di negeri Pancasila. Umumnya orang memberikan barang lain, yang dianggap cukup berharga, dan tahan disimpan lama sebagai kenang-kenangan.
Terutama pada hari pernikahan. Orang akan menyediakan untuk tamu istimewanya cinderamata berupa: mug, sendok, garpu, guci kecil, kunci, ball point, atau barang lain.
Namun, Mugeni berbeda.
Ketika akan mantu, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ketua Komunitas Penulis Lembaga Literasi Dayak (LLD) ini dengan sengaja menyiapkan sebuah buku. Khusus untuk gift tamu yang datang ke acara pernikahan putri tercintanya.
Tahun 2017. Ketika itu, Mugeni Penjabat Bupati Barito Selatan. Ia tak pernah berubah. Tetap ugahari. Penampilannya sesuai dengan suasana.
Karena sejak mahasiswa penggila baca, juga seorang bibliofili, Dr. Mugeni suka buku yang di dalamnya dikemas berbagai ilmu.
Sesungguhnya, Mugeni juga seorang penulis dan pengarang. Banyak karyanya dimuat di media lokal, antara lain oleh Banjarmasion Post.
Langka orang menjadikan buku sebagai gitf, atau cindera mata. Mugeni seorang dari bilangan manusia langkah itu!
Kumpulan artikel itu, pernah dibukukan. Tapi khusus buku untuk gift tetamu pada pesta pernikahan anaknya ini, ditulisnya khusus. Judulnya pun unik, seperti dapat Pembaca saksikan.
Yang uniknya, buku ini pun dihadiahkannya kepada sesama alumni Universitas Jayabaya. Ketika sidang terbuka Doktornya, saya masih ingat. Rektor Prof. Amir Santoso, setengah bercanda, membacakan CV Mugeni. Sembari itu, profesor meminta Mugeni menjelaskan, mengapa judul bukunya: Yang Muda Bercinta, Yang Tua Bertobat?
Mugeni yang tidak menyangka, cukup terperangah. Tapi ia jelaskan juga. Hadirin tertawa.
Poin kita adalah: Mugeni unik. Ia membiasakan memberi kado dengan buku. Ini bagian dari membangun habitus literasi.
Mugeni menulis dan mencetak buku ini via saya, di Penerbit Lembaga Literasi Dayak (LLD). Cukup banyak oplahnya: 3.000 eksemplar. 2.000 eksemplar untuknya kado, sedangkan 1.000 didistribusikan ke toko buku Gramedia, via Bhuana Ilmu Populer, salah satu anak perusahaan di bawah payung Kompas Gramedia.
Agaknya, bukan uang yang utama dan pertama. Tapi kepuasan batin yang menjadi tujuan Mugeni menjadikan buku sebagai kado.
Hal ini patut untuk ditiru.