Filsafat Nusantara

Filsafat Nusantara merupakan sebuah konsep yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembangkan dan memahami kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Istilah “Nusantara” mengacu pada wilayah dan kebudayaan Indonesia yang dijiwai oleh falsafah Pancasila.

Konsep filsafat Nusantara telah dibangun dan dirintis oleh N. Driyarkara, yang pemikirannya terekam dalam buku Karya Lengkap Driyarkara (Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006).

Filsafat Nusantara mengajak setiap individu untuk selalu bertanya, merenung, dan mengkritisi apa yang dianggap sebagai benar serta mempertanyakan persoalan-persoalan bangsa dengan tujuan untuk membangun identitas keIndonesiaan.

Filsafat Nusantara memandang bahwa tidak ada yang benar-benar baru di bawah matahari (Nihil novi subsole).

Filsafat ini didasarkan pada proses berpikir Aristoteles, seorang filsuf besar dari zaman kuno (384-322 SM), yang menyatakan bahwa pemikiran manusia melalui tiga jenis abstraksi yang melahirkan ilmu pengetahuan.

Tingkatan abstraksi pertama adalah fisika, di mana manusia mulai berfikir dengan mengamati dan mengubah hal-hal yang partikular dan nyata menjadi hal yang bersifat umum.

Tingkatan abstraksi kedua adalah matematika, di mana manusia melepaskan diri dari materi yang kelihatan dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak.

Tingkatan abstraksi ketiga adalah metafisika, yaitu pemikiran tentang hal-hal yang melebihi fisika dan matematika.

Dalam upaya mencari “kebenaran”, filsafat Nusantara mengadopsi cara memperoleh pengetahuan yang disebut “Maiutic” atau “Socratic Inquiry”, yaitu proses bertanya berulang-ulang hingga mencapai pemahaman yang mendalam. Hal ini membuka jalan untuk dialektika dalam berpikir.

Filsafat Nusantara memandang bahwa segala sesuatu adalah objek material filsafat yang tujuan utamanya adalah untuk memahami penyebab pertama atau prinsip tertinggi dari segala sesuatu (objek formal quod), serta alasan alamiah dan kekuatan nalar yang abstraktif (objek formal quo).

Penting untuk dicatat bahwa filsafat sebenarnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dan setiap saat. Hal ini tidak harus rumit, karena filsafat dapat dimulai dari rasa ingin tahu, pertanyaan, dan refleksi terhadap objek di sekitar kita.

Setiap tindakan bertanya, merenung, dan menggugat merupakan bentuk berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari. Filsafat Nusantara memotivasi masyarakat Indonesia untuk berfilsafat secara aktif dan berkontribusi dalam membangun identitas keIndonesiaan yang kuat.*)

ilustrasi: istimewa

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 730

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply