Folklor, secara etimologis, dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846.
Folklor ialah cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan. Padahal, kandungan pesan di dalamnya sangat tinggi. Selain kearifan tradisional, lazimnya cerita rakyat mengandung nilai-nilai pendidikan dan pengajaran, sarat hikmat kebijaksaaan, selain berisi hiburan.
Begitulah cara nenek moyang zaman baheula ketika media dan hiburan belum semarak saat ini. Tiap malam, jelang tidur, orang tua akan mengisahkan berbagai cerita kepada anak cucunya. Di samping meninabobokkan, juga mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai.
Kini terasa ada yang hilang. Bukan saja nilai kebersamaan yang didapat dari dongeng-mendongeng, melainkan juga cerita dan pencerita follor telah langka. Akan hilang begitu saja, andaikata tidak ada yang menulis dan mengabadikannya dalam buku.
Ragam Folklor
- Mite/mitos (myth)
Tokohnya dewa atau setengah dewa, terjadi di dunia lain, dunia yg bukan dunia kita, pada masa lampau. Misal: Dewi Sri. Dongeng = tidak dianggap benar-benar terjadi, tidak terikat waktu dan tempat.
- Legenda (legend) = mirip mite, dianggap pernah benar-benar terjadi, tidak dianggap suci. Tokohnya manusia, walau kadang luar biasa, sering dibantu makhluk ajaib. Setting: dunia yg kita kenal, terjadi blm. terlalu lama. Jan Harold Brunvand membagi legenda ke dalam 4 ragam: (1) legenda keagamaan (cerita orang suci/dlm. Tradisi Katolik – hagiografi), (2) legenda alam gaib, mis. Sundel Bolong (supernatural legends), (3) legenda perseorangan (personal legends) mis. Jayaprana, dan (4) legenda setempat (local legends), misal Tangkuban Prahu, Asal Mula Gunung Batok.
- Dongeng
Tidak dianggap benar-benar terjadi, tidak terikat waktu dan tempat.
- Dongeng binatang
- Dongeng biasa
- Lelucon dan anekdot
- Dongeng berumus (formula tales)
- Science fiction
Kisah fiksi berlatar ilmu pengetahuan. Sbg contoh karya-karya L. Ron Hubbard.
- Fantasi modern. Tidak masa lalu yang terlalu jauh yang menjadi settingnya, yakni setting yang dikenali saat ini, bahkan kerap di masa yang akan datang, yang belum dikenali.
Apa pun genrenya, yang jelas, elemen-elemen short story selalu bentuknya pakem yang diterima sebagai kebenaran universal.
Bagaimana menulis Folklor?
Sama dengan teknik menulis Cerpen!
bahwa cerpen habis dibaca sekali duduk, pelaku cerita tidak banyak, dan kisahannya tidak kompleks.
Edgar Allan Poe, cerpenis hebat dunia menyebut cerpen sebagai “prose tales and could be read in a single sitting” (kisahan prosa yang dibaca dalam tempo sekali duduk). Rata-rata orang sanggup duduk manis maksimal 15 menit, sehingga “sekali duduk” sama dengan 5-7 halaman.
Dengan kata lain, apabila satu halaman terdiri atas rata-rata 335 kata maka panjang sebuah cerpen antara 1. 675 – 2.345 kata. Panjang cerpen ini hampir sama seperti yang ditulis Wikipedia bahwa cerpen “…no longer than 20,000 words and no shorter than 1,000.”
Cerpen memiliki beberapa elemen formal yang tidak sama dengan novel. Tantangan bagi penulis cerita pendek ialah bagaimana mengembangkan unsur-unsur utama fiksi (karakter, alur, tema, sudut pandang, dan sebagainya) dengan bahasa singkat dan bernas.
Menurut sebuah situs http://www.shortstoryarchive.com/stories_index.html, terdapat banyak genre cerpen, antara lain:
- Animal stories (cerita binatang)
- Children’s stories (cerita anak)
- Crime stories (cerita criminal)
- Fables stories (cerita fabel)
- Fairy stories (dongeng)
- Fishing stories (cerita tentang ikan)
- Funny stories (cerita lucu)
- Ghost stories (cerita hantu)
- Horror stories (cerita horror)
- Humorous stories (cerita humor)
- Love stories (cerita/kisah cinta)
- Mythological stories (cerita mitologi)
- Native stories (cerita rakyat)
- Old age stories (cerita zaman dulu)
- Romance stories (cerita roman)
- Sad stories (cerita sedih)
- Sentimental stories (cerita sentimental)
- Sport stories (cerita sport)
- True stories (kisah sejati)
- Vampire stories (cerita vampire)
- War stories (cerita perang)