Dayak, terutama Bahau, kaya dengan seni budaya.
Dari begitu banyak kekayaan seni budaya, seni tari merupakan yang paling menonjol. Setidaknya, terdapat 14 jenis tari, Hudog satu di antaranya.
Hudoq adalah tarian topeng yang bagi suku/ etnis Bahau dipercaya sebagai tarian kedatangan para dewa utusan Sang Pencipta ke dalam dunia untuk menjaga dan melindungi kehidupan dan tanaman padi yang baru ditanam. Karena khawatir manusia bisa ketulahan (sakit atau mati) bila melihat dan memandang langsung wajah para dewa maka “NALING LEDAANG — pemimpin para dewa– mengajak teman–temannya membuat topeng dari pohon kayu Jelutung/ Jabon /Kitaaq dan membuat pakaian dari daun pisang “uraan “ untuk menutupi seluruh tubuh mereka.
Hal yang unik adalah bahwa Hudoq mereprentasikan relasi antara dunia atas dan dunia bawah yang dikemas, sedemikian rupa, ialah gerakan badan berirama, diiringi bunyi-bunyian dan musik khas Dayak Bahau.
Ia menjadi bukan saja “tarian ritual sekaligus sakral”, melainkan juga sebuah pertunjukan yang mementaskan dramatisasi kehidupan umat manusia.
Buku ini mengupas tariah Hudoq tuntas dengan menekankan pada kajian budayanya. Sebuah referensi yang selain dapat menjadi rujukan di dalam memahami makna sebuah seni pertunjukan suatu etnis, juga sebagai upaya melestarikan sekaligus mendokumentasikan khasanah budaya suatu etnis agar tetap lestari.
