Baca narasi sebelumnya http://IKN World Class City yang Inklusif (Bagian I dari 3 tulisan) Dr. Namsi
Manusia Indonesia adalah manusia Pancasila. Sedemikian rupa, sehingga seluruh dasar hidup sosial-budaya yang terpancarkan di kota IKN sebagai World Class City merupakan kota modern. Sekaligus terkandung nilai-nilai sosial-budaya yang berdasarkan Pancasila.
Sosial Budaya Berdasarkan Pancasila
Berdasarkan pada Sila Pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, maka manusia Indonesia yang berdasarkan Pancasila mengakui dan meyakini bahwa harkat dan martabat manusia ada karena manusia itu adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa itu memiliki tubuh, jiwa dan roh.
Dengan demikian, dari sudut pandang (perspektif) sosial-budaya, kebutuhan manusia yang hidup di dalam World Class City itu pun tak bisa lepas dari adanya pemenuhan unsur-unsur bagi pemenuhan komponen tubuh, jiwa dan roh tersebut. Kota IKN World Class city, kendati dirancang dan akan dikelola (manage) dengan teknologi modern (smart and green city) yang apik adalah tetap kota yang dibangun untuk melayani manusia dengan berbagai aktifitasnya. Artinya, Kota IKN World Class City dibangun untuk manusia, bukan untuk teknologi atau non-manusia.
Apabila kepentingan manusia yang mengandung unsur tubuh, jiwa dan roh ini diabaikan maka sehebat dan sebaik apa pun Kota IKN World Class city itu dibangun, ia akan menimbulkan ketidak-nyamanan dan akan menimbulkan kerawanan sosial. Untuk itu, budaya manusia yang memiliki kepentingan tubuh, jiwa dan roh menjadi komponen-komponen yang tidak boleh dilupakan (non-negotiable) dalam proses pembangunannya.
Adapun komponen-komponen itu secara sosial budaya adalah sebagai berikut:
Pertama, IKN itu mencerminkan kota yang menyebabkan setiap insan manusia didalamnya melihat betapa besar ciptaan kuasa Tuhan Yang Maha Esa dipelihara, dirawat dan dijaga, sehingga mendorong manusia semakin memiliki iman kepada sang Pencipta karena melihat hutan dan binatang serta hewan yang unik tetap terjaga dan terpelihara. Target Green City harus menjadi prioritas dengan didirikannya tempat-tempat rumah ibadat agama-agama dan kepercayaan yang bersifat inklusif dan terkontrol.
Kota IKN World Class city, kendati dirancang dan akan dikelola (manage) dengan teknologi modern (smart and green city) yang apik adalah tetap kota yang dibangun untuk melayani manusia dengan berbagai aktifitasnya.
Kedua, IKN itu mencerminkan kota modern yang Smart and Green city dalam pengelolaannya. Dengan demikian IKN itu harus mampu memberikan pengharapan bagi masyarakatnya atau penduduknya, termasuk bagi seluruh masyarakat Indonesia bahwa kita orang Indonesia memiliki pengharapan untuk menjadi negara dan bangsa yang maju dalam peradaban Indonesia yang modern. Oleh karenanya, kota IKN harus menampilkan gaya hidup manusia modern yang selalu siap berinovasi serta mengikuti perkembangan teknologi modern yang selalu kreatif untuk survive (bertahan dan berkembang). Cerminan Indonesia modern dengan kota-kota yang yang Smart sekaligus Green city diwujudkan di IKN sebagai role modelnya.
Ketiga, IKN itu menjadi kota yang masyarakatnya penuh kasih atau saling mengasihi tanpa menafikan satu dengan yang lain. Karena yang lemah diberdayakan oleh yang kuat dengan semangat gotong-royong berdasarkan Pancasila guna mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab serta berkeadilan sosial bagi semua. IKM dan UMKM harus terus menerus diberdayakan sebagai sokoguru perekonomian di IKN.Untuk itu, juga diperlukan ruang-ruang publik yang nyaman sekaligus aman untuk berinteraksi. Misalnya, ada ruang-ruang tempat musik modern dan tradisional dipertunjukkan secara regular guna memenuhi kebutuhan jiwa manusia sebagai penduduk kota itu. (Bersambung)