IKN World Class City yang Inklusif (Bagian III dari 3 tulisan – tamat) Dr. Namsi

Implementasi Praktis IKN bagi Sosial Budaya

Kita telah melihat sekaligus mafhum konsep mendasar IKN dari dua serial narasi sebelumnya. Pada aras yang global, dan pekerjaan besar, seperti IKN sudah tentu “kerja, kerja, kerja” adalah implementasi dari konsep besar dan berkelanjutan itu. Slogan itu bukan tanpa konsep! Ada pepatah, “Without understanding, we can’t do anythig well”. Sebaliknya, pentetahuan (saja) tanpa bisa diimplementasikan, akan sia-sia. Mengapa? Sebab kerja itu lah yang merupakan ujud daripada konsep.

Dalam kaitan antara konsep-kerja itu, pada bagian III narasi III penulis mengajak sidang Pembaca melihat sekaligus memahami tahapan impementasi praktis IKN bagi sosial budaya.

Ada beberapa program prioritas yang mesti ada di IKN guna mencapai tujuan World Class city yang Smart and Green city sekaligus inklusif bermartabatkan manusia Pancasila sebagai ciri khas dan ke-unik-an dari kota IKN adalah sebagai berikut:

  1. Adanya Sekolah-sekolah unggulan dan terdepan sebagai role model bagi Sekolah-sekolah di seluruh Indonesia yang bercirikan khas Bangsa yang berdasarkan
  2. Adanya Rumah-rumah sakit yang memiliki kemampuan pelayanan yang prima sekaligus mengutamakan kemanusiaan dari pada mengejar profit semata.
  3. Adanya Rumah-rumah ibadat berbagai agama dan kepercayaan yang tertata apik dan nyaman bagi semua serta dihormati dan dikagumi oleh semua penduduk karena dikelola dengan manajemen modern dan
  4. Adanya Pusat-pusat Pembinaan dan Konseling bagi masyarakat yang memerlukan bagi kesehatan jiwanya agar terpelihara dan kuat bagi kehidupan modern yang serba cepat dan efektif.
  5. Adanya event-event budaya kepariwisataan Nusantara secara regular dan berkesinambungan di
  6. Adanya ruang-ruang publik untuk kreasi seni dan budaya serta pertemuan interaksi masyarakat modern sekaligus yang bercorak tradisional.
  7. Adanya keamanan yang menjamin rasa aman bagi semua dalam berbagai aktivitas pribadi maupun kelompok masyarakat di IKN.

Dan tentu dari ketujuh pokok ini, banyak hal yang harus terus menerus dan dapat dikembangkan sebagai program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan dan memperkuat kohesi sosial dan budaya penduduk yang hidup di dalam IKN World Class city tersebut.

Mengabaikan kepentingan sosial budaya bagi kebutuhan manusia di IKN pasti akan menimbulkan kekeringan rasa dan ketidak-nyamanan bagi penduduk yang hidup di dalamnya. Karena manusia itu adalah makhluk yang memiliki unsur tubuh, jiwa bahkan roh.

Dengan demikian, IKN benar-benar menjadi kota yang membawa manusia memiliki iman, hidup dengan pengharapan yang kuat (optimis) dan berbelas- asih di antara sesamanya manusia dengan karakteristik Gotong-royong sebagai nilai inti (Core value of life). Karena IKN World Class city adalah untuk manusia bagi semua di dunia.

 

Penutup

IKN World Class city dalam perspektif sosial budaya berdasarkan Pancasila adalah kota yang dibangun untuk manusia Indonesia dan dunia. Manusia yang hidup di dalam kota IKN berdasarkan Pancasila, diyakini merupakan manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di mana manusia (penduduk) di dalamnya adalah manusia yang memiliki tubuh dan jiwa sekaligus memiliki roh. Maka secara sosial budaya, kebutuhan ketiga unsur dalam diri manusia itu harus dipenuhi untuk menjaga keseimbangan dan kesinambungan hidup yang aman, nyaman dan sejahtera sebagai manusia yang utuh (Complete Human Being).

Manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh itu perlu dipenuhi kebutuhannya sesuai unsur-unsur tersebut. Tubuh memerlukan kebutuhan bagi tubuh. Sedangkan jiwa manusia mengacu kepada berbagai macam perasaan, akal, dan kehendak untuk pertumbuhan secara spiritual (Non-material Being) dan kesehatan fisiknya (Material Being). Maka keperluan jiwa manusia di kota IKN World Class city harus menjadi prioritas juga. Sementara roh manusia adalah unsur kebatinan terdalam dari manusia untuk berhubungan dengan kekuatan supranatural yang diyakininya. Hal ini pun harus menjadi perhatian dan penyediaan fasilitas-fasilitasnya di IKN.

Akhirnya, IKN World Class city bagi semua dengan konsep Smart city dan Green city dalam perspektif sosial budaya itu, harus dibangun dengan memperhatikan keperluan unsur-unsur dalam diri manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa bahkan roh. Karena IKN World Class city adalah IKN milik negara dan bangsa yang berdasarkan Pancasila untuk manusia Indonesia dan dunia secara global.

Mengabaikan kepentingan sosial budaya bagi kebutuhan manusia di IKN pasti akan menimbulkan kekeringan rasa dan ketidak-nyamanan bagi penduduk yang hidup di dalamnya. Karena manusia itu adalah makhluk yang memiliki unsur tubuh, jiwa bahkan roh. *)

Share your love
Avatar photo
Biblio Pedia
Articles: 242

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply