Pada galibnya, setiap orang adalah filsuf. Sebab, kegiatan berfilsafat tidak harus “mengerutkan dahi”. Berpikir secara dalam hingga ke akar-akarnya.
Namun, berfilsafat mulai dari thaumasia – keheranan. Dan bertanya. Kemudian, pada tahap agak puncak, berfilsafat adalah menggugat apa yang dianggap sebagai kebenaran dan kemapanan.
Thales seorang pemikir praktis. Jadi, filsafat itu ada: kakinya.
Thales adalah orang pertama yang digelari sebagai manusia “bijaksana”. Dia adalah seorang politikus, geometer, astronom, dan pemikir di pelabuhan Miletus yang sibuk. Dia dipuji karena memprediksi gerhana matahari dengan tepat pada 585 SM. Dia tidak tertarik mitos dan pengetahuan tentang dunia serta bintang-bintang. Thales seoorng pemikir praktis.
Seperti Thales. Penulis buku ini mulai filsafat secara praktis. Dengan bertanya: untuk apa buku ini ditulis?