Saya berlatar pendidikan formal sarjana filsafat dan M.A. di bidang ilmu sosial. Namun, sangat menyukai sejarah.
Akhir-akhir ini, penelitian saya terkait sejarah. Terutama yang fokus pada ruang lingkup dan objek kajian Dayak dan KeDAYAKAN.
Masuk ke horizon, dimensi waktu masa lamapu. Saya menemukan fakta mengejutkan yang berikut ini: Tanah Dayak hanya dijajah kompeni 60 tahun saja. Yang 3,5 abad itu Tanah Jawa yang dijajah “Belanda”. Fakta-sejarah ini harus diajarkan kepada anak cucu secara jujur, apa adanya.
Depan galangan kapal dan mercusuar yang angkuh meski mulai miring yang terletak di bibir pantai Batavia, saya sempat termangu, sekaligus berdecak kagum.
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan pada 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memonopoli perdagangan di Asia. Didirikan 17 tuan-tuan (Disebut “Heeren XVII “), VOC merajalela terutama di Nusantara selama hampir 350 tahun. Apa pasal VOC bubar? Baiklah! Pasti ada hikmat yang bisa dipetik darinya.
Dulu kala, saya sebatas baca saja sejarahnya di buku pelajaran. Dan mendengar dari keterangan pelajaran guru sejarah. Saya tertarik melakukan Napak Tilas kompeni, sebab pengen jadi kompeni juga. Saya baca sejarah VOC, very very interested termasuk perniagaan lada di Nusantara.
Apa pasal VOC bubar?
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan pada 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memonopoli perdagangan di Asia. Didirikan 17 tuan-tuan (Disebut “Heeren XVII “), VOC merajalela terutama di Nusantara selama hampir 350 tahun.
VOC bubar pada 31 Desember 1799. Sangat menakjubkan, kompeni meninggalkan utang 136,7 juta gulden.
Adapun dua faktor utama VOC bubar adalah:
1) Korupsi para pejabat VOC di berbagai bidang.
2) Biaya perang melawan rakyat Nusantara yang muak pada penjajah.
3) Banyaknya sumber daya yang dikerahkan untuk melawan raja dan pnguasa lokal Nusantara.
Jika ingin sebuah perusahaan/ lembaga langgeng maka jangan mengulangi sejarah Kompeni (dari kata Belanda “compagnie).
Kompeni bergerak juga di bidang usaha perkebunan yang popuper disebut “onderneming”, khususnya teh dan karet.
Di Borneo, NIRUB (Netherland Indie Rubber) dan beberapa kapal berjalan di bawah permukaan air.