Literasi Dayak | Perubahan dari Kelompok Elit yang Idealis

Literasi, per definisi, adalah tentang: melek, terampil, cakap serta menguasai betul suatu hal. 

Dan literasi itu kini direngkuh orang Dayak. Kaum, yang dahulu kala, dicitrakan serba-terbelakang. Dalam segala hal, kecuali dalam hal: natural intelligence (kecerdasan natural). Orang Dayak salah satu suku yang tertinggi dimuka bumi ini. 

Mengapa demikian? Hal itu karena orang Dayak iliterated! Masih  belum melek huruf. Apalagi tumbuh habitus menulisnya. 

Dirasa perlu ada sebuah wadah. Di mana anggota secara real-time, dan face to face, dapat bertemu, bertegur sapa, berdiskusi, serta berbagi secara virtual. Maka dibuat grup WA yang diberi nama: Literasi Dayak. 

Kini orang Dayak telah maju. Duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan suku bangsa lain, di muka bumi ini. Termasuk dalam hal literasi, mereka telah pada mahir menulis.

Mereka kini tidak ingin lagi dibranding orang lain, melainkan membranding diri sendiri. “Dayak menulis dari dalam” agaknya adalah kegiatan yang pas untuk menggambarkan setiap helaan napas, perbuatan serta cita-cita mereka. 

Maka pada sela acara Batu Ruyud Writing Camp, 28 Oktober – 3 November 2022, tepatnya tanggal 2 November 2022 di Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Delapan anggota WAG Literasi Dayak, mewakili seluruh anggota, mendeklarasikan berdirinya LITERASI DAYAK.

Usai Deklarasi. Dr. Yansen TP menginisiasi adanya sebuah wadah, yang secara real-time, dan face to face, dapat bertemu, bertegur sapa, berdiskusi, serta berbagi secara virtual. Maka dibuat grup WA yang diberi nama: Literasi Dayak. 
 
Dalam sekejap, banyak anggota masuk. Admin menerima secara luar biasa adanya permintaan menjadi anggota. tentunya, melalui seleksi: yang bersangkutan praktisi, pegiat, minimal peduli literasi. Yang utama adalah literasi baca-tulis. Sehabis itu, literasi finansial, budaya, dan politik.
 
Setiap saat, setiap hari, WAG Literasi Dayak aktif. Intens diskusinya. Umumnya terkait topik. Jarang ada yang melenceng. Jika toh ada, segera Admin meluruskannya, kembali ke track. Anggota WAG mendekati bilangan 300. Dari berbagai negara. Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darrusalam. Termasuk Dayak diaspora yang tinggal di Amerika, Eropa, dan benua lainnya.

Di sela acara Batu Ruyud Writing Camp, 28 Oktober – 3 November 2022, tepatnya tanggal 2 November 2022. Delapan anggota WAG Literasi Dayak, mewakili seluruh anggota, mendeklarasikan berdirinya LITERASI DAYAK.

Konten yang jadi sajian menu gizi WAG pun bernas. Orisinal. Bikinan sendiri. Jarang ada yang copas, atau forward. Jika pun ada, maka share, atau membagi tulisannya di portal/ media lain.
 
Ini baru grup WA literasi!
 
Nanti, di bulan Maret atau April tahun ini. Dalam rancangan pasti, diadakan Festival Budaya di Pulau Sapi, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Salah satu mataacara penting, sehari, adalah: Seminar dan diskusi Literasi Dayak. Sembari pameran buku karya para peserta.
 
Seru. Sekaligus berkelas, tentunya! 
Para peserta, termasuk dari Malaysia dan Brunei, akan membawa buku karyanya. Selain dipamerkan, sebagai kado bagi sesama peserta, buku itu juga akan disumbangkan untuk membangun sebuah perpustakaan Dayak. Suatu yang bukan hanya simbol peradaban (literasi), juga akan berguna bagi peradaban umat manusia tanpa sekat –golongan, waktu, dan tempat.
 
Literasi. Begitulah cara kerjanya!
unnamed
Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 728

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply