Menjadi Indonesia adalah proses perubahan dari materi ke fisik. In potentia menjadi in actu karena tindakan dan perbuatan sengaja para founding fathers. Sedangkan “Indonesia Menjadi” adalah tujuan didirikannya Indonesia yang disebut causa finalis –sebab yang menjadi tujuan. Sebab yang menjadi tujuan Indonesia termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang 1945. Buku ini menguraikan proses Menjadi Indonesia.
Indonesia sedang menghadapi tantangan yang mengguncang persatuan dan kesatuan sebagai sebuah bangsa. Seperti dalam sebuah keluarga, terdapat gejolak kecil berupa sikap merasa lebih pintar (cek sok) dan usaha-usaha untuk memecah belah (hasutan). Untuk mengatasi hal ini, pendekatan yang fokus pada keutuhan dan kesatuan menjadi sangat penting.
Pendekatan ini melibatkan langkah-langkah untuk mengingatkan kembali tujuan bersama sebagai bangsa. Dengan memahami kembali tujuan berbangsa dan bernegara, serta mengenang proses yang membawa Indonesia menjadi apa yang kita lihat hari ini, kita dapat memperkuat ikatan dan semangat untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Buku ini menjadi alat yang sangat berharga dalam proses ini, karena membantu mengingatkan kita akan esensi dari perjalanan Indonesia, serta memberikan wawasan yang menginspirasi untuk melangkah maju bersama sebagai satu bangsa.
Indonesia telah menjadi sebuah bangsa dan negara. Tentu merupakan hasil dari usaha gigih para founding fathers dan pejuang kemerdekaan. Ini adalah kenyataan yang kini perlu diperkukuh, sembari kita terus mengungkapkan rasa syukur yang tak berkesudahan kepada mereka yang telah membuka jalan bagi kemerdekaan kita. Perasaan ini mengungkapkan makna mendalam dari sejarah kita dan pengorbanan yang dibuat oleh mereka yang berjuang demi kebebasan kita.
Mengarungi halaman-halaman buku “Menjadi Indonesia” karya Parakitri T Simbolon, kita memasuki perjalanan melalui sejarah, menyaksikan bagaimana Indonesia muncul dan mengokohkan identitasnya. Narasi sejarah ini tidak hanya menarik tetapi juga sangat menyentuh, membangkitkan perasaan koneksi dengan akar-akar bangsa kita.
Salah satu aspek yang menarik dari buku ini adalah kekuatan penyatuan Pancasila, filosofi dasar Indonesia. Ini adalah pengingat akan pentingnya merangkul dan merayakan perbedaan kita, karena Pancasila berfungsi sebagai kekuatan pemersatu yang mengikat bangsa kita yang beragam.
Ditulis oleh Parakitri T Simbolon, “Menjadi Indonesia” menggali tema identitas dan kewarganegaraan Indonesia. Di dalam halamannya, penulis merenungkan inti menjadi bagian dari bangsa Indonesia, melacak akar sejarah, nilai budaya, dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam membentuk identitas nasionalnya.
Buku ini meliputi perjalanan sejarah Indonesia yang luas, mulai dari masa pra-kolonial hingga era modern. Buku ini secara cermat mengkaji peristiwa penting yang telah membentuk identitas bangsa. Selain itu, buku ini menyoroti kekayaan etnis, bahasa, dan budaya di Indonesia, menggambarkannya sebagai aset yang memperkaya persatuan dan solidaritas kita. Penulis mengeksplorasi isu-isu sosial dan politik, termasuk tantangan yang dihadapi oleh perubahan global dan dinamika modernisasi yang memengaruhi karakter nasional kita.
“Menjadi Indonesia” karya Parakitri T Simbolon adalah karya yang menginspirasi yang memberikan wawasan mendalam tentang inti menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Berikut adalah beberapa kekuatan menonjol dari buku ini:
Analisis Sejarah Mendalam: Penulis menyajikan analisis sejarah yang mendalam, memungkinkan pembaca memahami akar dan perjalanan panjang Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Penerimaan Terhadap Keberagaman: Buku ini menekankan pentingnya keberagaman etnis, budaya, dan bahasa sebagai kekuatan pemersatu bagi Indonesia, menggarisbawahi pentingnya pluralisme dalam membentuk identitas nasional.
Refleksi tentang Tantangan Modern: Parakitri T Simbolon dengan mahir merangkum tantangan modernitas yang dihadapi Indonesia, memberikan wawasan tentang perubahan sosial dan politik yang sedang berlangsung.
Namun, seperti halnya setiap karya, buku ini juga memiliki beberapa potensi keterbatasan:
Pertma, perspektif penulis. Sudut pandang atau interpretasi penulis tentang sejarah dan isu-isu sosial mungkin mencerminkan sudut pandang tertentu yang mungkin tidak sepenuhnya mencakup berbagai perspektif masyarakat Indonesia.
Kedua, keterbatasan ruang. Mengingat cakupan topik yang luas, buku ini mungkin memiliki keterbatasan ruang untuk menjelaskan peristiwa atau aspek sejarah yang lebih terperinci.
Terlepas dari itu semua, Menjadi Indonesia adalah karya yang menginspirasi yang memberikan wawasan mendalam tentang identitas nasional Indonesia. Namun, seperti halnya setiap karya, pembaca diharapkan untuk bersikap kritis dan tetap terbuka terhadap berbagai perspektif saat menggali inti menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Meski buku ini terbit pada 1995, kandungan isinya tetap aktual. Tidak basi. Sedangkan inti pesannya berlaku sepanjang zaman. *)