Menulis. Mengarang.
Samakah keduanya? Atau berbeda?
Yang pertama untuk menulis non-fiksi. Yang kedua, untuk menulis fiksi saja. Meskipun yang pertama bisa untuk keduanya, yakni menulis fiksi dan non-fiksi, dilihat dari hasil akhirnya; maka keduanya (menulis dan mengarang) adalah berbeda.
Cara Penulisan Gelar yang Benar: Diploma, Sarjana, Magister, Doktor
Menulis ibarat seorang koki yang mencampur berbagai bahan menjadi sebuah hidangan utuh. Bahkan buku (sumber) yang Anda kutip pun mengambil sumber dari buku/sumber lain. Sejauh menyebutkan sumber dengan jelas, mengutip sumber (lain) adalah sah, sejauh diolah, ada dalam konteks bangunan gagasan yang utuh, proporsional, dan sudah menjadi satu kesatuan dengan karya Anda.
Baca Autoplagiat
Jadi, sudah cukup keliru selama ini mencampuradukan istilah “menulis” dan “mengarang.” Untuk lebih jelasnya, mari lihat penerapannya dalam kalimat berikut.
-
Erni Maryani mengarang cerpen berjudul “Ibu” yang memenangkan Sayembara Mengarang Cerpen yang diselenggarakan YTP Rayeh dalam rangka Hari Ibu 2021.
-
Cecep Gorbacev menulis buku berjudul Media Pembelajaran untuk meningkatkan Keterampilan Membaca berdasarkan pengalamannya sebagai guru mengajar siswa SD kelas awal.
Dalam contoh kalimat ke-1, terlihat bahwa mengarang hanya berlaku untuk menulis fiksi.
Pada contoh kalimat ke-2, buku nonfiksi tidak pernah disebut: mengarang, melainkan menulis. Namun, istilah “menulis” dapat berlaku untuk jenis tulisan apa pun, baik fiksi maupun nonfiksi.
Setiap helaan napas adalah ilham. Bahkan, bunyi kerik daun pintu, sehelai daun putri yang malu kemudian meriap, adalah ilham. Setiap objek yang diindera adalah ilham.
Menulis, selain makna leksikalnya adalah “membuat huruf atau tulisan/melahirkan pikiran atau perasaan,” juga berarti: menuangkan pikiran, gagasan, ide ke dalam bentuk tulisan yang terstruktur entah untuk kepentingan pribadi entah untuk kepentingan umum.
Baca Terapi dengan Menulis Pengalaman Traumatik
Menulis TIDAK menunggu datangnya ilham karena bahan sudah ada. Tetapi mengarang, perlu ilham.
Namun, penulis yang profesional tidak pernah menunggu datangnya ilham. Setiap saat ada ilham. Sekitar Anda, ada ilham. Bertemu setiap orang, ilham.
Setiap helaan napas adalah ilham. Bahkan, bunyi kerik daun pintu, sehelai daun putri yang malu kemudian meriap, adalah ilham. Setiap objek yang diindera adalah ilham.
Baca How to Write Your Own Text Book: Trik & Tips Menulis Buku Perguruan Tinggi
Asalkan berlatih mengasahnya, maka hal sederhana, atau sesuatu yang oleh orang lain dianggap biasa, menjadi sumber ilham yang luar biasa.
Itulah perbedaan antara seorang penulis dan bukan-penulis.
Seorang penulis dapat melihat sudut pandang yang luar biasa dari yang biasa!
Selamat menulis. Atau mengarang.
sumber ilustrasi: istimewa