Raffles: Perkawinan dan Keluarganya

Buku ini saya beli waktu sedang menunggu pesawat terbang di bandara Seokarno-Hatta. Ada beberapa gerai toko buku impor. Saya senantiasa menghabiskan waktu di gerai buku, atau di ruang baca, ketika sedang menunggu peswat.

Baca http://Gerai Toko Buku Impor di Bandara Soetta

Entah orang. Jika tidak sedang ada kerjaan, atau janji meeting yang padat, saya suka pesawat delay. Pernah delay di Bandara Sepinggan, Balikpapan, 5 jam.

Lama saya telah membaca yang disebut mahakaryanya, The History of Jawa (THoJ). Meskipun, setelah membaca seluruh kandungan isi bukunya, saya berkesan buku ini: The History of Kingdoms in Java – Sejarah Kerajaan-kerajaan di Jawa.

Saya tidak ngomel, seperti orang, mendengar pengumuman pesawat delay begitu lama. Pikir saya, berusaha mengambil posisi si pengomel, mungkin ada urusan mendadak, yang tidak bisa dtunda. Atau sudah janjian,. Sedemikian rupa, sehingga delay adalah suatu kemalangan. 

Mengisi waktu selama delay, saya pergi ke ruang baca. Hanya kami bertiga saja di situ. Sudah nyaman, tenang, suasana di ruang baca beda dengan di ruang lain –kafe atau resto misalnya. Saya merasa “aku bingits” berada di ruang baca bandara –yang akan ditulis dalam narasi tersendiri nanti.

Kini tentang Raffles!

Lama saya telah membaca yang disebut mahakaryanya, The History of Jawa (THoJ). Meskipun, setelah membaca seluruh kandungan isi bukunya, saya berkesan buku ini lebih pas, dan pantas, diberi judul: The History of Kingdoms in Java – Sejarah Kerajaan-kerajaan di Jawa.

Mengapa? Sebab memang itu kandugan isi bukunya. Hampir tidak memaparkan sejarah bagaimana rakyat terbentuk. Sudut pandang buku ini “dari atas”. 

Saya pertama kali membaca  THoJ di Taman Mini Indonesia Indah tahun 1990. Saya pegang langsung bukunya. Waktu itu, belum mafhum, bahwa ada sebagian di dalam kandungan buku itu yang diketahui, kemudian “plagiat”.

Mulai terbetik di hati saya rasa kagum: Kok bisa ya, Raffles menulis buku sejarah Jawa yang begitu detail, lengkap, dengan bahasa yang mudah dimengerti? 

Saya pun : ingin! Suatu waktu, tekad saya, saya menulis buku mirip: The History of Dayak. Maka jadilah!

Kembali ke buku ini.

Meski label harga yang ditempel di belakang sampul buku “cukup berharga” rp 365.000, saya berusaha mengeluarkan dari dompet kartu debit untuk menukarkannya dengan buku ini (sejak 2010, saya tidak mempunyai kartu kredit, saya gunting-gunting!).

Tak apalah! Untuk sesuatu yang berharga, kita ikhlaskan. Nanti juga buku ini akan “jadi uang”. 

Saya penasaran, siapa Raffles dan familinya. Buku ini menjawabnya.

Ketika Stamford Raffles menikahi Sophia Hull pada Februari 1817 dan setahun kemudian menyambut kedatangan anak pertamanya, Charlotte, kehidupan keluarga tampak penuh kebahagiaan.

Perkawinannya sebelumnya dengan seorang janda yang lebih tua, Olivia Mariamne Devenish, telah berakhir dengan kematiannya yang terlalu cepat di Jawa, membuatnya kehilangan “semua yang saya sayangi di bumi”.

Ketika menetap di Bencoolen sebagai Letnan-Gubernur Fort Marlborough, dia menyaksikan dengan puas pertumbuhan Singapura dan bertambahnya keluarga mudanya. Namun, untuk semua kegembiraan ini, dia juga menemukan bahwa di “tempat paling menyedihkan” ini, kematian tidak pernah jauh.

Berdasarkan berbagai sumber – termasuk temuan baru dari akta kelahiran, akta pernikahan, surat dan surat wasiat – John Bastin dan Julie Weizenegger memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi apa yang diketahui tentang anggota keluarga Sir Stamford Raffles.

Diteliti dengan cermat dan ditulis dengan menarik, buku baru ini adalah kisah luar biasa tentang leluhur Raffles, keluarga dekat dan hubungan terdekat – dan bagaimana mereka terhubung satu sama lain selama setiap langkah dalam kariernya yang terkenal.

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply