Sastrawan Dayak | Pilihan Korrie

Siapa sastrawan Dayak? Apa kriterianya?

Sastrawan kawakan Indonesia, “Kardinal Sastra Indonesia” berdarah Dayak Benuaq, Korrie Layun Rampan memilih dan memilahnya.

Tahun 2015, naskah ini sudah klar. Masri Sareb Putra, penerus tongkat estafet sastra Dayak, meneruskan dan akan menuntaskannya.

Telah terbit di Google Book buku I “Buku 1: A – D” memuat senarai nama dan karya sastrawan Dayak masa ke masa.

Di Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Sastrawan_Dayak dapat dilihat siapa saja senarai sastrawan Dayak itu. Namun, niscaya akan bertambah bilangannya, seiring nanti tahun ini (2023) akan digelar temu-penulis dan pegiat literasi se-Borneo di Malinau, Kalimantan Utara.

Ini Pengantar Korrie Layun Rampan untuk buku ini.

Buku ini diterbitkan dengan tujuan untuk memperkenalkan sastrawan, penulis, dan pengarang dari etnik Dayak. Suku bangsa  ini yang  jumlahnya mencapai 405 etnik  dengan populasi sedunia tidak kurang dari 7 juta, tersebar di seluruh Kalimantan—Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam.

Tiap-tiap provinsi di Kalimantan Indonesia etnik ini bermukim selama ribuan tahun; mereka tersebar merata khususnya di daerah pedalaman. Selama itu pula mereka terpinggirkan, baik secara kewilayahan, kehidupan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, sosial-politik, sosial-ekonomi, dan sosial-kemasyarakatan, dan lain sebagainya.

Terakhir ini, hak ulayat mereka menjadi persoalan yang krusial, karena sejak zaman Orde Baru, hak ulayat itu dipetak oleh pusat, tanpa memperhatikan kepemilikan dan tempat tinggal mereka. Hak ulayat itu hilang diambil oleh pengusaha dari pusat; dan warga Dayak yang berdiam di wilayah itu—sejak ratusan tahun, bahkan mungkin ribuan tahun–kehilangan tanah milik mereka tanpa mereka ketahui sebab-musababnya.

Dalam hubungan itu, pendidikan mereka terpuruk. Sedikit dari mereka yang mampu meraih pendidikan yang baik dengan kualitas yang cukup. Memang dari tahun ke tahun jumlah sarjana, master, dan Doktor makin meningkat. Profesor Dayak tercatat sebanyak 34. Dari segelintir orang-orang yang mendapat pendidikan itulah lahir beberapa penulis, pengarang, dan yang kemudian disebut sastrawan. Untuk itulah buku ini merangkum sejumlah nama dari semua provinsi di Kalimantan (tidak mengambil Dayak penulis dari Malaysia-Brunei Darussalam). Mereka itulah yang terekam jejak-penanya dalam buku ini.

 Hingga kini, memang tidak banyak penulis, pengarang, dan sastrawan yang lahir dari suku bangsa ini. Akan tetapi, di antara mereka telah mengambil bagian dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia. Sebutlah misalnya nama Fridolin Ukur— salah seorang anggota Angkatan ’66—J.J. Kusni—mantan sastrawan eksil selama beberapa tahun —Korrie Layun Rampan—penggagas Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, kritikus sastra —R.Masri Sareb Putra—penulis, pengarang, dan sastrawan prolifik sebagai anggota Angkatan 2000 dalam sastra Indonesia.

 Masih banyak lagi sastrawan Dayak yang karya dan dunia mereka dapat Pembaca nikmati dan dalami. Peran dan kiprah mereka ini sangat diperhitungkan dalam blantika sastra Indonesia.

Selamat membaca.
Sendawar, 17 Agustus 2015

KORRIE LAYUN RAMPAN

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply