Amon dan Masri Saling Bertukar Buku di Warung Kopi, Ketapang

Jika sesama penulis bertemu, apa yang dilakukan? Berbeda dengan pertemuan biasa, mereka saling bertukar buku.

Itulah yang terjadi pada hari Minggu, 5 Mei 2024, ketika Amon Stefanus dan Masri Sareb Putra bertemu di sebuah warung kopi di Ketapang, Kalimantan Barat.

Setelah Amon menyerahkan bukunya kepada Masri, mereka duduk bersama di warung kopi yang nyaman sambil menikmati minuman kesukaan masing-masing. Mereka mulai berbincang-bincang tentang tulisan terbaru masing-masing dan berbagi pengalaman menulis. Diskusi mereka berlanjut dari teknik penulisan hingga inspirasi di balik karya-karya mereka.

Baca Dari Lembah ke Coolibah Novel Titis Basino yang Turut Saya antar Menang Mastera

Buku yang diserahkan Amon kepada Masri berjudul Jejak-jejak Pasionis di Tanah Kayong.

Saat mereka berbincang, suasana warung kopi menjadi semakin hidup dengan aroma kopi yang harum dan suara gemerisik percakapan mereka. Beberapa orang yang duduk di sekitar mereka juga ikut terlibat dalam percakapan, bertukar pendapat tentang sastra dan karya-karya lokal.

Masri (kiri) dan Amon ngopi sembari ngo pi (ngolah pikir), berliterasi di mana saja.

Selama pertemuan mereka, Amon dan Masri saling memberikan masukan konstruktif satu sama lain tentang tulisan-tulisan mereka. Mereka juga berbagi ide untuk proyek kolaboratif di masa depan, menginspirasi satu sama lain untuk mengeksplorasi tema-tema baru dan pendekatan kreatif dalam menulis.

Amon bertanya tentnang teknik-teknik menggerakkan komunitas literasi. Masri menjawab jujur, berdasarkan pengalamannya.

“Kita perlu membangun komunitas literasi. Dari sana, gerakan makin besar, dan akan semakin besar lagi,” cetus Masri yang dikenal sebagai penulis produksit, pengelola 10 media berbasis AdSense, dan sastrawan angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.

Baca 9 Tahapan menuju Budaya Baca (3) : Membaca Bahan Bacaan yang Ringan

Setelah beberapa jam berlalu, pertemuan itu berakhir dengan tawa dan senyum.

Amon dan Masri meninggalkan warung kopi dengan perasaan lega. Kedua pegiat literasi dari etnis Dayak merasa terinspirasi dan termotivasi untuk melanjutkan perjalanan mereka sebagai penulis. Mereka berjanji untuk tetap saling mendukung dan bertukar buku lagi di masa depan. *)

Share your love
Avatar photo
Biblio Pedia
Articles: 248

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply