Belakangan, kami tahu. Sepotong ikan asin itu dibawa melintas kami oleh si anjing dari dapur umum yang dikelola para suster.
Anak-anak asrama memang sejak dini belajar kreatif dan bertahan hidup.
Jika terkumpul banyak, kisahan seperti ini, akan saya bukukan!
Suatu waktu, kami (saya, William Chang, dan Benyamin) mengambil sawo pastor samping gereja. Saya yang manjat. Dua sahabat di bawah, menampung sawo yang saya petik.Setelah terkumpul, sawo-sawo itu kami bawa agak jauh. Pada sebatang pohon, kami tutupi sawo-sawo hasil buruan siang itu dengan daun-daun. Setelah 3 hari, kami ke situ, tak ada yang tahu: semua sawo, matang –sawo matang.
Mencurikah kami?
“Tidak!” kata William Chang, yang kini profesor.
“Kita hanya mengambil seperlunya. Lagi pula ini siang, ngambil namanya. Kalau malam, baru: mencuri!’
Memang sahabat ini kelihatan bibit profesornya sejak muda!
Tapi lain waktu saja saya kisahkan lagi pengalaman di asrama. Semuanya bermuara ke: survive.
Tidak terlalu parah amat melanggar moral dan etika sebenarnya.
Tapi memang gokil habis!