Suku bangsa yang besar manakala mitos, legenda, dan ceritanya hebat pula. Lihatlah Yunani, India, Cina, Jepang, dan Eropa. Kita semua mafhum mitos mengenai Illiad dan Odisey, Mahabrata, Cinderella, dan sebagainya.
Kita apa?
Itu sebabnya, sebagai Dayak Bidayuh, saya sangat curiosity dengan asal usul dan mitos/ folklor Bidayuh. Di Kuching, saya menemukan banyak lumbung padi. Buku sumber tentang Bidayuh. Yang kiranya bisa memperkaya wawasan dan memotong kurva pengetahuan yang terbentang jarak horizon oleh dimensi waktu.
Di Indonesia. Persebaran Dayak Bidayuh –dari kata “bi” = orang, dan “Dayuh” / “doih” = daratan/udik; Dayak
Bidayuh bermukim di Kecamatan Parindu dan Jangkang (Kabupaten Sanggau) serta di Kabupaten Bengkayang. Level literasi Dayak Bidayuh, lumayan tinggi. Di atas rata-rata suku bangsa lain di Nusantara-lah.
Rasa-ranya, sebagai peneliti, lebih keren banding Helbig dari Jerman yang jalan kaki melintas Borneo. Atau botanolog Dr. Anton Nieuwenhuis yang naik perahu motor. Saya riset ke lokus naik pesawat yang dipiloti orang Amerika.
Dulu, orang bule ketika riset dan hendak menulis buku, menyuruh orang Dayak memikul barang-barang mereka –patok istilahnya. Namun, kini barang dan orang Dayak yang dibawa orang bule.
Gantian! Dunia bisa terbalik. Dulu, kita yang dilabeli mereka sebagai “pagan”. Kini merekalah yang demikian.
Logikanya, hasil penelitian kita pun lebih baik dan komprehensif banding mereka karena kemudahan dan kecepatan dan akurasi.
***
Di Indonesia. Persebaran Dayak Bidayuh –dari kata “bi” = orang, dan “Dayuh” / “doih” = daratan/udik; Dayak Bidayuh bermukim di Kecamatan Parindu, Jangkang (Kabupaten Sanggau) dan Kabupaten Bengkayang.
Dari sisi etno-linguistik, rumpunnya satu dan sama. Hanya saja, dialeknya berbeda. Namun, masih mengerti satu sama lain.
Banyak orang Bidayuh tersohor. Dan karya serta kiprahnya internasional. Misalnya, Miss Malaysia 2014, Dewi Liana Seriestha, adalah Dayak Bidayuh.
Demikian pula, literasi Dayak Bidayuh lumayan berkembang. Di Malaysia, saya sering menjumpai buku-buku tentang Bidayuh; cukup banyak.
Di Indonesia, literasi Bidayuh lumayan berkembang. Pada level di atas rata-rata. Misalnya, terbit buku Dayak Djongkang, Hukum Aadat Kecamatan Jangkang, Cerita Rakyat dari Jangkang dan Semangat Dayak. Bahkan, yang majunya, Dayak Bidayuh di Kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat telah membuat dan menerbitkan kodifikasi hukum adatnya.