Budaya membaca di Indonesia dan Amerika/Eropa terutama membaca buku-buku. Di mana bedanya?
Yang tentu pasti, bedanya pada janis bacaan. Juga pada waktu dan tempat. Di Amerika/ Eropa, adalah pemandangan biasa orang membaca di bus, kereta, pantai, bahkan di mana saja. Juga di pesawat. Sedangkan orang Indonesia, di pesawat tempat mereka tidur.
Di dunia ini, buku bukan hanya sekadar kumpulan kata-kata. Mereka adalah jendela ke dunia lain, penjelajah waktu, dan guru yang tak pernah lelah mengajar. Namun, di mana Anda berada, pandangan tentang buku dan cara kita berinteraksi dengannya dapat sangat berbeda.
Di Indonesia, buku yang terjual sebanyak 3.000 eksemplar dalam setahun sudah bisa disebut sebagai best seller. Angka ini, meskipun menunjukkan rasa bangga, juga menggambarkan tantangan yang dihadapi. Daya beli masyarakat yang belum sebanding dengan negara-negara maju memengaruhi akses terhadap buku. Di pedesaan, misalnya, buku bisa jadi barang langka.
Tak hanya soal ekonomi, minat baca juga memainkan peran penting. Budaya membaca di Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama jika dibandingkan dengan Amerika dan Eropa di mana membaca buku adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Di sana, perpustakaan dan toko buku tersebar luas, memungkinkan akses yang mudah dan beragam pilihan.
Di Indonesia, hiburan sering kali datang dalam bentuk televisi, film, atau media sosial, sementara di Amerika dan Eropa, buku adalah salah satu sumber hiburan utama. Buku di sana tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mengedukasi dengan beragam topik dari motivasi diri hingga sains dan teknologi.
Namun, buku bukan hanya hiburan. Mereka juga jembatan pengetahuan dan perkembangan diri. Di negara maju, pembelian buku sering kali terkait dengan keinginan untuk belajar lebih dalam atau untuk memenuhi rasa ingin tahu akan dunia yang selalu berubah. Inisiatif pemerintah dan swasta memperkuat budaya literasi, menghadirkan perpustakaan yang luas dan program literasi yang mapan.
Sementara itu di Indonesia, buku masih sering dibeli untuk keperluan pendidikan dan pekerjaan, dengan harga yang terkadang membebani dibandingkan dengan pendapatan rata-rata. Meski demikian, semangat untuk meningkatkan minat baca dan mengakses lebih banyak buku terus berkembang.
Sebagai manusia, kita adalah pembaca dari berbagai alam dan budaya. Di mana pun Anda berada, buku selalu menunggu untuk membawa Anda ke tempat baru, memperluas pikiran, dan mencerahkan jiwa.