Chui Mie| Anggunnya Perempuan Hakka Kenakan Pakaian Dinas Walikota

Entah Anda. Saya sendiri suka melihat perempuan Tionghoa mengenakan pakaian dinas harian (PDH). Seorang pejabat negara. Walikota. Yang dipilih langsung oleh rakyat, secara demokratis.

Itu tentu suatu pemandangan unik. Sebab biasanya perempuan Tionghoa bekerja di toko, pabrik, bank, atau “pekerjaan halus” khas kelas atas.

Namun, siang itu. Di kantor Walikota Singkawang, Jalan Firdaus. Saya menyaksikan pemandangan berbeda: Seorang perempuan Hakka mengenakan seragam dinas Walikota. Sungguh anggun. Menawan nian pemandangan di depan mata.

Tatkala maju jadi walikota Singkawang. Harta wanita Hakka itu “hanya” lebih sedikit setengah M. Bukti bahwa uang bukan segala-galanya dalam percaturan politik meraih kekuasaan.

Tjhai Chui Mie menoreh sejarah sebagai Wanita Walikota pertama dalam perjalanan politik masyarakat Tionghoa di Indonesia. Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Rabu, 15 Februari 2017, istri Lim Hok Nen, kelahiran Singkawang, 27 Februari 1972, ini berhasil meraih perolehan suara mutlak.

Wanita Hakka ini dinyatakan menang satu putaran dalam pemilihan Wali Kota Singkawang periode 2017 – 2022, berpasangan dengan Irwan. Total perolehan suara Tjhai Chui Mie – Irwan di atas 40%, jauh menggungguli tiga pasangan calon lainnya. Sebuah prestasi, sekaligus kiprah, yang menginspirasi dan dapat memotivasi siapa saja.

Tatkala maju jadi walikota Singkawang. Harta wanita Hakka itu “hanya” lebih sedikit setengah M. Ini bukti nyata sekali. Bahwa uang bukan segala-galanya dalam percaturan politik meraih kekuasaan.Uang adalah “kendaraan”. Bukan tujuan politik itu sendiri. Sedangkan tujuan politik, sesuai risalah Plato, Politeia: menata kota. Membangun peradaban. Melayani kepentingan warga.

Lalu bagaimana wanita berusia 50 tahun yang patuh pada sang ibu ini meraih kursi walikota?

Itu yang bikin saya ingin tahu jawabannya. Sesuatu yang memancing curiosity tinggi untuk segera dituangkan dalam explicit knowledge, berupa dokumen tertulis. Yang abadi, tidak rusak oleh ngengat, dan tahan dimakan zaman. Untuk jadi inspirasi. Sekaligus motivasi bagi banyak orang.

Maka saya pun (bersama Dra. Cory Soesana, sohibnya) atas perkenan Chui Mie, menulis buku Biografinya. Kisah perjalanan karier politiknya. Buku yang menyibak trik sekaligus perjalanan politik serta jurus-jurus pamungkas Unit Manager PT Asuransi Jiwa ini menaklukkan para pendekar dan petualang politik lain yang dari segi materi, relasi, serta pengaruh lebih darinya.

Mengungkap pula latar sosial, budaya, dan politik etnis Tionghoa Kalimantan Barat dalam perspektif sejarah. Selain memaparkan pandangannya mengenai etnis Tionghoa dalam perspektif ke-Indonesiaan.

Selengkapnya, kunjungi: https://books.google.co.id/books/about?id=LLOGEAAAQBAJ&redir_esc=y

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply