Clinton, Karier, dan Kisah Kasih yang Tercecer di Gedung Putih

Ketika membaca buku ini. Niscaya Anda akan sama seperti saya. Tidak senantiasa saya membaca buku secara urut-kacang. Yakni harus  mulai dari  Pengantar, lalu ke bab 1, dan seterusnya. Melainkan kerap-sekali saya melompat langsung ke bagian yang paling menarik.

Bahkan, yang uniknya. Ada buku tertentu yang hanya saya baca Dafar Isinya saja. Untuk melihat seperti apa sistematika sang penulis menuangkan gagasan. Ada buku yang saya baca secara cepat dengan skimming, atau langsung ke Bab yang merupakan “contested material” buku. 

Belakangan, saya membaca buku lebih sering untuk skimming. Yakni mencari informasi penting, ide utama, atau poin kunci dalam teks dengan cepat. Sebab buku yang saya baca itu, nanti dijadikan patok-duga, untuk menulis yang setara, atau lebih baik, dari buku yang dibaca itu. Dalam jargon ilmu “creative writing”, metode itu disebut: read and emulate gereat writing.

Seperti biografi Bill Clinton ini. Saya baca untuk mengemulasi, seperti apa biografi yang luar biasa berdampak luas?

Pada akhirnya, akan dibaca semua. Namun, tidak dibaca urut-kacang. Tapi dengan mencamkan secara saksama, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya: Bab mana yang mengurai, atau setidaknya menjawab, hubungan pribadi Clinton dengan perempuan muda berdarah Polandia, staf khusus Gedung Putih?

Salah satu momen menarik dalam buku ini adalah ketika Clinton menjelaskan atau setidaknya berbicara tentang kasus pribadinya dengan seorang wanita cantik berdarah Polandia bernama Monica Lewinsky.

Memang peristiwa ini disinggung dalam buku, namun diceritakan dari sudut pandang Clinton. Inilah yang membuat buku ini begitu istimewa dan luar biasa. Sedemikian rupa, hingga berhasil terjual lebih dari 2 juta eksemplar, mencatat rekor yang mengagumkan.

Bill Clinton menceritakan secara samar kisah-kasih yang kontroversial di Gedung Putih. Yang melibatkan dirinya dengan Monica Lewinsky. Ini adalah salah satu skandal paling bersejarah selama masa pemerintahannya.

Kisah kasih di Gedung Putih ini dimulai pada tahun 1995. Ketika Monica Lewinsky, seorang staf muda di Gedung Putih dan Clinton terlibat hubungan asmara. Sedemikian rupa, sehingga bukan hanya membuat geger istana Gegung Putih; melainkan juga mengguncang dunia.

Clinton dengan tulus menggambarkan perasaannya saat itu dan mengakui kesalahannya terkait skandal ini. Dia menceritakan bagaimana hubungan itu berkembang, perasaannya saat itu, dan pengakuannya bahwa dia telah berbohong mengenai hubungannya dengan Monica Lewinsky.

Namun, yang membuat cerita ini begitu menarik adalah bagaimana Clinton merasakan dampaknya. Dia membicarakan perasaan bersalah, tekanan media, dan bahkan proses hukum yang berdampak pada dirinya dan keluarganya.

Cerita roman dengan pelaku utama Clinton Lewinsky  ini memberikan wawasan yang mendalam. Tentang kesalahan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang presiden yang harus menghadapi skandal publik  besar yang berpotensi menggulingkannya dia dari jabatannya.

Penitensi Clinton dan Pengertian Hillary
Lalu ada satu hal yang menarik. Meski ke luar, Hillary tampaknya membela suaminya di depan publik, tetapi banyak yang berspekulasi bahwa di dalam hatinya ia mungkin merasa dongkol atau terluka karena skandal tersebut.

Sikap “penitensi” lebih dalam daripada sekadar memahami dan mengampuni, sesuatu yang wajib dipuji dari Hillary. Meskipun dia memiliki kecerdasan yang luar biasa, penampilan yang menarik, dan kekayaan, dia tetap rendah hati dan bersikap tulus.

Seakan-akan tidak terjadi apa-apa, meski di dalam hatinya, bergejolak. Andaikata Hillary murka, dan melabrak perempuan muda yang menjadikannya “nomor dua” bagi Clinton, justru sang presiden Amerika saat itu dihadapkan pada masalah ganda, yang penyelesaiannya semakin rumit.

Hillary sungguh luar biasa! Penitensi kemudian terbukti bisa memutar arah jarum jam.

“Penitence” adalah kata dalam bahasa Inggris yang mengacu pada perasaan penyesalan yang dalam atau penitensi atas dosa atau kesalahan yang telah dilakukan. Ini biasanya mencerminkan perasaan menyesal dan niat untuk memperbaiki diri atau bertobat atas tindakan atau kesalahan yang telah dilakukan.

Penting untuk diingat bahwa perspektif ini berasal dari sudut pandang Clinton sendiri, dan cerita ini hanya mencakup sebagian kecil dari seluruh kasus Monica Lewinsky yang sangat kompleks. Penyelidikan dan proses pemakzulan presiden yang timbul dari skandal ini memiliki konsekuensi signifikan dalam sejarah politik Amerika Serikat.

Selain itu, dalam biografi ini, Clinton juga mengungkapkan dengan jujur tentang masa kecilnya yang sulit. Clinton menceritakan bagaimana dia tumbuh dalam keluarga yang penuh masalah, dengan seorang ayah tiri yang kasar dan pemabuk.

Clinton berbagi pengalaman tentang bagaimana dia belajar menyimpan rahasia dan hidup dengan konflik antara kehidupan publik dan pribadinya yang penuh rahasia.

Ibu Clinton berperan penting dalam hidupnya, dan dia selalu berusaha untuk mendapatkan persetujuan dan kasih sayang dari orang lain, bahkan jika hanya ada satu orang yang tidak menyukainya. Ini adalah salah satu ciri khas dalam kepribadiannya.

Terlepas dari semua cobaan ini, Clinton berusaha menjelaskan bahwa dia berusaha untuk menjaga kemajuan yang telah dicapai selama era 60-an dan mencegah Partai Republik memojokkan Partai Demokrat sebagai partai yang lemah dalam hal keluarga, pekerjaan, kesejahteraan, kejahatan, dan pertahanan. Clinton berpendapat bahwa dengan kebijakan dan penolakannya terhadap apa yang dia sebut sebagai “kudeta sayap kanan,” dia berhasil menahan gelombang reaksi konservatif.

Namun demikian, bukunya diisi dengan berbagai detail tentang pertemuan, makanan, dan perjalanan, yang mungkin membuatnya terasa terburu-buru dan tidak terlalu berpikiran sejarah.

Clinton berharap bahwa beberapa tahun ke depan, ketika emosinya telah mereda dan perspektif yang lebih jernih muncul, dia akan mampu menulis ulang bukunya dengan lebih bijak dan reflektif. Itu akan menjadi buku yang lebih mendalam dan memberikan pencerahan yang lebih dalam tentang masa kepemimpinannya, daripada hanya menjadi refleksi menarik tentang zamannya.

Kisah ini dimulai pada tahun 1995, ketika Monica Lewinsky, seorang staf muda di Gedung Putih, dan Clinton terlibat dalam hubungan yang tidak semestinya selama beberapa bulan. Clinton dengan tulus menggambarkan perasaannya saat itu dan mengakui kesalahannya terkait skandal ini. Dia menceritakan bagaimana hubungan itu berkembang, perasaannya saat itu, dan pengakuannya bahwa dia telah berbohong mengenai hubungannya dengan Monica Lewinsky.

Saya mencari. Ingin tahu detail cerita romansa Clinton dengan perempuan muda berdarah Polandia. Sampai Googling. Juga mencari info via ChatGVT. Namun, penasaran dan rasa ingin tahuku, belum terobati juga.

Namun, yang membuat cerita ini begitu menarik adalah bagaimana Clinton merasakan dampaknya. Dia membicarakan perasaan bersalah, tekanan media, dan bahkan proses hukum yang berdampak pada dirinya dan keluarganya. Cerita ini memberikan wawasan yang mendalam tentang kesalahan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang presiden yang harus menghadapi skandal publik yang besar dan berpotensi menggulingkannya dari jabatannya.

Penting untuk diingat bahwa perspektif ini berasal dari sudut pandang Clinton sendiri, dan cerita ini hanya mencakup sebagian kecil dari seluruh kasus Monica Lewinsky yang sangat kompleks. Penyelidikan dan proses pemakzulan presiden yang timbul dari skandal ini memiliki konsekuensi signifikan dalam sejarah politik Amerika Serikat.

Selain itu, dalam bukunya, Bill Clinton juga berbicara dengan jujur tentang masa kecilnya yang sulit. Dia menceritakan bagaimana dia tumbuh dalam keluarga yang penuh masalah, dengan seorang ayah tiri yang kasar dan pemabuk. Clinton berbagi pengalaman tentang bagaimana dia belajar menyimpan rahasia dan hidup dengan konflik antara kehidupan publik dan pribadinya yang penuh rahasia.

Ibu Clinton berperan penting dalam hidupnya, dan dia selalu berusaha untuk mendapatkan persetujuan dan kasih sayang dari orang lain, bahkan jika hanya ada satu orang yang tidak menyukainya. Ini adalah salah satu ciri khas dalam kepribadiannya.

Clinton juga membahas rasa ketidakpastiannya tentang menjadi pribadi yang baik karena konflik antara kehidupan eksternal yang berbeda dengan kehidupan internalnya yang penuh rahasia.

Clinton merenungkan perjuangannya dalam menghadapi skandal-skandal yang melibatkan wanita-wanita seperti Gennifer, Paula, dan Monica, serta bagaimana dia merasa bahwa pengejarannya oleh Kenneth Starr dan yang lainnya tidak adil.

Terlepas dari semua cobaan ini, Clinton berusaha menjelaskan bahwa dia berusaha untuk menjaga kemajuan yang telah dicapai selama era 60-an dan mencegah Partai Republik memojokkan Partai Demokrat sebagai partai yang lemah dalam hal keluarga, pekerjaan, kesejahteraan, kejahatan, dan pertahanan.

Clinton berpendapat bahwa dengan kebijakan dan penolakannya terhadap apa yang dia sebut sebagai “kudeta sayap kanan,” berhasil ditahannya gelombang reaksi konservatif itu.

Meski demikian, bukunya diisi dengan berbagai detail tentang pertemuan, makanan, dan perjalanan, yang mungkin membuatnya terasa terburu-buru dan tidak terlalu berpikiran sejarah.

Clinton berharap bahwa beberapa tahun ke depan, ketika emosinya telah mereda dan perspektif yang lebih jernih muncul, dia akan mampu menulis ulang bukunya dengan lebih bijak dan reflektif.

Revisi akan menjadikan buku ini lebih mendalam dan memberikan pencerahan yang lebih dalam tentang masa kepemimpinannya, daripada hanya menjadi refleksi menarik tentang zamannya.

Dan juga, yang tak kalah menarik: detail dong, kisahkan di dalamnya hal-hal yang menjadi hidden story dengan Lewinsky.

Saya mencari. Ingin tahu tentang itu. Sampai Googling. Juga memburu infomasi terkait melalui ChatGVT.

Namun, penasaran dan rasa ingin tahuku, belum terobati juga!*)

Data buku:
My Life
By Bill Clinton.
Knopf. 957 pp. $35
Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply