Pada dua narasi sebelum ini. Kita telah melihat sejarah, asal usul, pencetus, serta bagaimaca Creative Writing berevolusi dari masa ke masa. Sedemikian rupa, dari semula sastra menjadi kini suatu ekonomi-industri kreatif.
Belum ada ditemukan di kamus, tesaurus, atau leksikon apa nama pengusaha yang merajut kata dan menata kalimat menjadi usaha komersial.
Dalam berbagai kesempatan, saya menyebutnya sebagai: writepreneurship –yakni suatu karya cipta-karsa mengandalkan kreativitas yang merangkai kata menjadi komoditas bernilai ekonomi. Menulis sebagai kewirausahaan.
Writepreneurship menjadi suatu profesi, yang oleh Pangestu (2009) dimasukkan dalam 1 dari 14 mata ekonomi kreatif yakni: penerbitan dan riset.
Demikianlah sejatinya proses kreatif dan ranah Creative Writing: olah pikir, olah imaginasi, olah fiksi sedemikian rupa menjadi barang dagangan bernilai ekonomi.
Namun, apa saja ragam Creative Writing?
Ragam CW Nonfiksi
Tradisi pengajaran di perguruan tinggi di Inggris dalam kurikulumnya membagi CW dalam dua genre besar, yakni nonfiksi dan fiksi.
Baca https://bibliopedia.id/creative-writing-sejarah-dan-perkembangannya-2/?v=b718adec73e0
Pada diagram atas (Blair) terlihat teknik baru untuk menggambarkan non-fiksi kreatif seperti diuraikan oleh para pakar. Ini menjadi dasar kategori tulisan non-fiksi kreatif selanjutnya.
Adapun genre CW fiksi sebagai berikut:
- Short story writing (cerita pendek)
- Novella writing (novella)
- Novel writing (novel)
- Comic writing (cerita komik)
- Drama writing (drama)
- Poetry writing (puisi)
- Scenario writing (skenario)
- Screen writing (stage/comic)
- Song writing (syair lagu)
Sementara CW non-fiksi terkategorikan ragam tulisan yang berikut ini:
- Article/opinion/essay (artikel/opini/esai)
- Travel essays (esai perjalanan)
- Book writing (buku)
- Column /personal essay (kolom/esai personal)
- Profiles (profil)
- Culture criticism (kritik budaya)
- Memoirs (memoir)
- Book/film/music review
- Ad-writing/copy writing
- Newsletter/leaflet/folder/flier/ booklet
Ruang lingkup dan ragam tulisan kreatif dapat saja diperluas lagi, asalkan tetap berada dalam jalur sebagaimana telah didefinisikan. Yakni ragam tulisan apa saja, fiksi atau non-fiksi, yang proses kreatifnya berlangsung di luar garis profesional pada umumnya, jurnalistik, akademik, dan bentuk-bentuk teknis sastra.
Writepreneurship menjadi suatu profesi, yang oleh Pangestu (2009) dimasukkan dalam 1 dari 14 mata ekonomi kreatif yakni: penerbitan dan riset.
Adapun karya-karya yang termasuk dalam kategori ini meliputi sebagian besar novel dan epik, serta cerita pendek dan puisi[1].
Tidak mungkin dalam perkuliahan satu semester, 3 SKS, dan 14 kali tatap muka untuk menjelaskan, membahas, dan melatih mahasiswa mengumpulkan bahan dan menulis semua ragam CW.
Oleh karena itu, dipilih ragam yang benar-benar dasar dan menjadi prasyarat menulis ragam yang lain. Artinya, dengan menguasai dan terampil menulis salah satu maka penguasaan dan keterampilan yang sama dapat pula digunakan untuk menulis ragam yang lainnya.
Mengapa demikian? Karena sesungguhnya proses kreatif sama saja. Yakni mulai dari tahap invention, sampai dengan tulisan siap-saji, semua penulis mengalami dan harus melalui tahap yang sama.