Top 10 Dayak mayoritas di Sarawak (dari total populasi 2,5 juta)
1. Iban: 723.000
2. Bidayuh: 201.000
3. Kayan: 33.000
4. Kenyah: 32.000
5. Kendayan: 21.000
6. Lun Bawang: 20.000
7. Penan: 17.000
8. Bisaya: 7.000
9. Kelabit: 7.000
10. Kajang: 6.000
Sumber: Jabatan Ketua Menteri.
Dirilis oleh: R. Masri Sareb Putra
Dayak tidak perlu pengakuan. Mari meneliti dan menulis “dari dalam” tentang sejarah, tanah warisan leluhur, dan siapakah diri kita –demikian cendekiawan dan pegiat literasi, Dr. Yansen TP., M.Si.
Manakala ditambah subsuku yang sama di Tanah Dayak di Indonesia, maka mayoriotas suku Dayak adalah IBAN (sekitar 1 juta), lalu BIDAYUH 0,5 juta.
Berapa total populasio Dayak di dunia, pada ketika ini? Berdasarkan hasil penelitian saya, jumlahnya berbilang angka: sirka 8 juta!
Saya turut menjadi kontributor bagi The Joshua Project yang bermarkas di Amerika Serikat. Kami menganut penggolongan BIDAYUH sebagai rumpun LAND DAYAK, yang dari kata bi (orang) dayuh/ doih (darat/ udik/ hulu), persebarannya di Kabupaten Sanggau dan Kab. Bengkayang dan sedikit di Ketapang. Di Sarawak, Bidayuh banyak di Serian.
Akan halnya etnis saya, Bidayuh (Jangkang/Djo) terdiri atas 11 subetnik. Rumpun sama Pompakng, Pandu, Hibutn.
Saya hanya fokus penelitian untuk Dayak Iban (khusus sastra dan migrasi /sejarahnya), Lengilo’ (sejarah dan penggolongan), dan Jangkang (selurunnya). Boleh tanya saya subetnik ini, sedangkan subetnis yang lain, saya angkat tangan.
Dayak tidak perlu pengakuan. Mari meneliti dan menulis “dari dalam” tentang sejarah, dan siapakah diri kita –demikian cendekiawan dan pegiat literasi, Dr. Yansen TP., M.Si.
Ada banyak etnolog dan antropolog, selain pembagian tugas, kita punya keahlian di vak masing. Just do it! Tahu, lakukan, jadikan! Banyak orang tahu, tapi tidak bisa melakukan. Banyak orang tahu dan melakukan, tapi tidak bisa menjadikan –kata Yansen pula. Saya bersetuju.
Metode penelitian etnografi
Seminggu ngendon di Museum Sarawak meneliti buku-buku tua ihwal etnografi di negeri ini. Sangat mengesankan.
Sebagai informasi. Saya bersama kawan-kawan dosen menulis buku Metode Penelitian Sosial. Pada halaman khusus, kami membahas Metode penelitian etnografi, antara lain dikemukakan:
Dari kata Yunani “etne” yang berarti: etnis. Etnografi adalah metode kualitatif yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial yang berfokus pada pengamatan dari dekat praktik dan interaksi sosial tertentu. Metode kualitatif ini memungkinkan peneliti untuk menafsirkan dan membangun teori tentang bagaimana dan mengapa proses sosial terjadi. Metode ini sangat berguna untuk menjelaskan langkah-langkah proses yang belum dipahami dengan baik, dan untuk membuat deskripsi yang kaya tentang pengalaman masyarakat dan kelompok sosial tertentu. Penelitian kualitatif cenderung bersifat induktif dalam rangka menghasilkan hipotesis yang dapat membantu peneliti membuat dugaan tentang bagaimana atau mengapa suatu proses terjadi.
Kontribusi yang khas dari etnografi terhadap metode kualitatif adalah bahwa metode ini menguji konteks di mana kegiatan terjadi, biasanya melibatkan pekerjaan oleh peneliti dengan peserta saat menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Seorang etnografer juga menjelaskan suatu situasi dengan bertanya kepada banyak orang tentang suatu peristiwa, atau dengan menganalisis berbagai jenis dokumentasi, seperti kebijakan atau catatan sejarah. Dengan cara ini, etnografi memungkinkan si peneliti untuk membuat perbedaan yang jelas dan melihat ambiguitas dalam cara suatu situasi ditafsirkan (page 65-65).
Pada narasi tersendiri, topik ini akan dibahas.