INTISARI Edisi Cetak Mati

Kabar resmi itu beredar luas: Intisari mati. Edisi analog, atau cetaknya. Ini pukulan bagi dunia permajalahan Tanahair. Miris. Sunggguh miris! Untuk sekadar bertahan, katakanlah cetak 500 eksemplar saja, sudah tidak sanggup. Terlaaalu!

Majalah Intisari, yang telah menjadi salah satu ikon media cetak di Indonesia, memiliki sejarah panjang dan kaya yang dimulai sejak awal pendiriannya hingga akhirnya menutup edisi cetaknya pada Juni 2024, setelah 61 tahun berkiprah.

Awal Berdiri dan Perkembangan Awal (1963-1980)
Majalah Intisari pertama kali diterbitkan pada Agustus 1963 oleh PK Ojong dan Jakob Oetama, dua tokoh pers terkemuka Indonesia.

Intisari, majalah bulanan tertua di Indonesia itu, mati edisi analognya. Ist.

Dengan mengusung moto “Bacaan Ringan untuk Pikiran yang Cerdas,” Intisari hadir untuk menyajikan artikel-artikel yang informatif dan edukatif dalam format yang mudah dipahami. Awalnya, Intisari mengadopsi konsep Reader’s Digest, majalah terkemuka dari Amerika Serikat, yang menyajikan ringkasan artikel dari berbagai sumber.

Baca AI dan Google Voice untuk Menulis. Bolehkah?

Majalah ini segera mendapat tempat di hati pembaca Indonesia, terutama kalangan intelektual dan masyarakat umum yang haus akan informasi berkualitas. Artikel-artikel tentang kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, psikologi, budaya, dan kisah-kisah inspiratif menjadi daya tarik utama Intisari.

Era Kejayaan (1980-2000)
Pada era 1980-an hingga 2000-an, Intisari mencapai puncak kejayaannya. Distribusi yang luas dan konten yang beragam menjadikan majalah ini bacaan wajib di banyak rumah tangga, sekolah, dan perpustakaan. Rubrik-rubrik seperti “Cerita Pilihan” dan “Tokoh Kita” menjadi favorit pembaca, dan gaya penulisan yang lugas namun informatif membantu mempertahankan basis pembaca yang loyal.

Saya ingat sekali. Di era kejayaan ini, kami karyawan gratis saban hari /minggu/bulan menerima: 1. Kompas, 2) Bobo, 3) Intisari.

Bahkan, sejak SD, saya sudah membaca Intisari langganan ayah saya. Rubrik yang saya ingat sekali adalah “Kriminal”.

Intisari juga berperan penting dalam mempopulerkan pengetahuan umum dan meningkatkan literasi di Indonesia. Pada masa ini, teknologi percetakan yang semakin canggih dan jaringan distribusi yang luas memungkinkan Intisari untuk mencetak jutaan eksemplar setiap bulannya.

Tantangan Era Digital (2000-2020)
Memasuki abad ke-21, majalah cetak mulai menghadapi tantangan besar dengan munculnya era digital. Akses informasi yang cepat dan melimpah melalui internet mulai menggeser minat pembaca dari media cetak ke media digital. Intisari, seperti banyak majalah cetak lainnya, mulai merasakan penurunan tiras dan pendapatan iklan.

Baca Tips Memilih Buku sebagai Kado

Untuk beradaptasi, Intisari meluncurkan versi digitalnya dan meningkatkan kehadirannya di media sosial. Meskipun upaya ini berhasil menarik pembaca baru, namun tidak cukup untuk menggantikan penurunan pendapatan dari edisi cetak.

Akhir Perjalanan Cetak (2020-2024)
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada awal 2020 semakin mempercepat pergeseran perilaku konsumen ke arah digital. Pembatasan sosial dan ekonomi memperparah kondisi industri media cetak. Pada Juni 2024, setelah beroperasi selama 61 tahun, Intisari mengumumkan edisi cetaknya yang terakhir.

Penutupan edisi cetak Intisari menandai akhir dari sebuah era dalam sejarah media Indonesia. Meski begitu, Intisari tetap berkomitmen untuk melanjutkan misinya melalui platform digital, memastikan bahwa warisan pengetahuan dan edukasi yang telah dibangun selama lebih dari enam dekade tetap diteruskan kepada generasi berikutnya.

Intisari edisi cetak, mati
Penutupan edisi cetak majalah Intisari merupakan sebuah peristiwa yang miris, namun tidak terelakkan di tengah dinamika perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen.

Bagaimanapun, harus diakui, Intisari telah memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan dan informasi berkualitas di Indonesia.

Meskipun versi cetaknya telah berakhir, semangat dan visi Intisari untuk mencerdaskan bangsa diharapkan terus berlanjut melalui platform digital yang lebih sesuai dengan zaman. *)

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 736

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply