Janusz Korczak dan Buku Anak di Indonesia (1)

Janusz Korczak memang pengarang dan tokoh literasi Polandia. Dilahirkan 22 Juli 1878. Dan wafat pada 7 Agustus 1942.

Akan tetapi, nama aslinya bukan itu. Sebab Janusz Korczak adalah nama pena. Nama asli pengarang yang selain cinta akan akan-anak, juga mengabdikan diri pada sastra anak dan pedagogi ini adalah Henryk Goldszmit.

Di Indonesia, nama Janusz Korczak bukan hanya dikenal, melainkan juga menginspirasi. Adalah klub yang rutin berkegiatan, bersastra, diskusi, dan mengadakan pelatihan menulis buku bacaan anak, yakni Kelompok Pecinta Buku Bacaan Anak-anak (KPBA) yang dipelopori dan diketuai oleh Murti Bunanta.

Murti bukan hanya meraih gelar Doktor di bidang bacaan anak-anak, ia juga menulis dan menerbitkan buku bacaan anak. Oleh karena memperkenalkan dan menggairahkan buku bacaan anak di Indonesia, mengambil spirit dari Janusz Korczak, Murti dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Polandia Janusz Korczak Prize.
Baca https://bibliopedia.id/janusz-korezak-honorary-prize-from-the-polish-government-to-bunanta-author-of-indonesian-childrens-stories/?v=b718adec73e0

Namun, siapakah xxx. Portal berita dan informasi kita ini akan mengulas secara panjang lebar spirit dari Janusz Korczak di Indonesia. Sedemikian rupa, sehingga mewarnai kajian dan genre buku bacaan anak di Indonesia.

Cinta dan perhatian pada anak-anak. Tinggal bersama mereka seatap dan sehidangan. Menyediakan buku bacaan untuk anak-anak. Adalah nilai humanisme universasl, melampaui sekat waktu, tempat, dan negara.

Namun, sebelum sampai ke “daging” bahasan, ada baiknya kita mengenal sekilat siapa Janusz Korczak.

Dia adalah seorang pendidik Yahudi Polandia. Terkenal sebagaipenulis anak-anak dan pedagog yang dikenal sebagai Pan Doktor (“Mr. Doctor”) atau Stary Dokter (“Dokter Tua”).

Setelah menghabiskan bertahun-tahun bekerja sebagai kepala panti asuhan di Warsawa, dia berulang kali menolak perlindungan dan tinggal bersama anak yatim piatu ketika seluruh penduduk di trmpat itu dikirim dari Ghetto ke kamp pemusnahan Treblinka selama Grossaktion Warschau tahun 1942.

Cinta dan perhatian pada anak-anak. Tinggal bersama mereka seatap dan sehidangan. Menyediakan buku bacaan untuk anak-anak. Adalah nilai humanisme universasl, melampaui sekat waktu, tempat, dan negara. Itulah mengapa Korczak, orang Polandia meski berabad lalu; menginspirasi banyak orang di Indonesia. Terutama pegiat literasi, khusus buku bacaan anak-anak.

Korczak sering menggunakan bentuk dongeng untuk mempersiapkan pembaca mudanya menghadapi dilema dan kesulitan kehidupan orang dewasa yang nyata, dan kebutuhan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Korczak menggambarkan seorang pangeran cilik yang terlempar ke tahta oleh kematian mendadak ayahnya, dan yang harus belajar dari berbagai kesalahan. Di sinilah nilai edukasi sebuah bacaan itu. Disampaikan dalam kisahan cerita, bukan dalam kata-kata. Show don’t tell!

Pada 2012,salah satu karya Korczak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yakni Kajtuś sang Penyihir (Kajtuś czarodziej) (1933).

Karya ini oleh banyak orang menginspirasi Harry Potter dalam menggambarkan seorang anak sekolah yang memperoleh kekuatan sihir, dan itu sangat populer selama tahun 1930-an, baik dalam bahasa Polandia maupun dalam terjemahan ke beberapa bahasa lainnya.

Toh demikian, Kajtuś memiliki jalan yang jauh lebih sulit daripada Harry Potter: dia tidak memiliki Sekolah Sihir tipe Hogwarts di mana dia dapat diajar oleh penyihir ahli, tetapi harus belajar menggunakan dan mengendalikan kekuatannya sendirian – dan yang paling penting, untuk mempelajari keterbatasannya. *)
sumber gambar: Israeli postal stamp, 1962.
(bersambung)

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply