Pada malam 10 Agustus 2024, suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai sebuah restoran di kota Miri, Sarawak.
Ada lima anggota WA Group Literasi Dayak berkumpul untuk merayakan semangat literasi dan persahabatan. Pertemuan ini adalah contoh nyata dari tradisi unik di kalangan penulis dan pengarang, di mana mereka saling bertukar buku sebagai simbol penghargaan dan kedekatan. Seperti halnya para atlet yang sering bertukar cinderamata setelah pertandingan, para penulis ini menjadikan buku sebagai jembatan untuk saling memahami dan berbagi karya.
Baca Sastrawan Dayak Pilihan Korrie
Temu-bual sekejap saja itu mempertemukan Masri Sareb Putra, seorang penulis asal Indonesia yang dikenal dengan karya-karyanya yang mendalam, dengan empat penulis terkemuka dari Malaysia: Jaya Ramba, Poul Nanggang, dan Clemence Joy.
Meskipun waktu pertemuan terbatas, suasana yang tercipta begitu hangat dan menyentuh hati. Jaya Ramba, yang dikenal sebagai pengarang prolifik asal Bumi Kenyalang, memberikan tiga buku terbarunya kepada Masri Sareb Putra sebagai bentuk penghargaan dan persahabatan.
Cinderamata buku: khas pengarang
Buku-buku tersebut adalah Menempuh Kabus Cinta sebuah karya yang mengeksplorasi tema cinta dan pencarian makna dalam kehidupan. Seekor Ular Besar Melingkar di Dada Bantal adalah sebuah cerita yang menggugah imajinasi dan menyentuh emosi. Adapun Bara Senja karya fiksi yang menawarkan refleksi mendalam tentang perubahan dan perjalanan hidup.
Jaya Ramba dengan hati-hati membubuhkan tanda tangan pada setiap buku sebelum menyerahkannya kepada Masri, menandai setiap karya dengan sentuhan pribadi yang menambah nilai dan makna. Tindakan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap karya dan pembaca.
Buku-buku tersebut, yang kini ditandatangani oleh penulisnya, menjadi lebih dari sekadar kumpulan kata-kata—mereka adalah simbol dari sebuah pertemuan yang penuh makna dan saling menghargai.
Saling berbagi
Pertemuan ini tidak hanya tentang pertukaran buku. Tetapi juga tentang berbagi cerita, pengalaman, dan wawasan di antara penulis dari berbagai belahan dunia.
Ini adalah contoh indah dari bagaimana literasi dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya dan latar belakang, menjadikan setiap buku sebagai alat untuk membangun persahabatan dan pemahaman yang lebih dalam.
Baca Matinya Kepakaran Tom Nichols yang bikin Heboh
Dengan semangat dan keterbukaan, para penulis ini menunjukkan bahwa sastra adalah bahasa universal yang mampu menyatukan hati dan pikiran, melampaui batas geografis dan budaya. *)