Kepemimpinan yang Melayani

Adakah pemimpin yang melayani? Bukankah judul buku ini contradictio in terminis. Bertentangan dari sisi arti terminologi/istilah? 

Bukankah seorang pemimpin dilayani, bukan sebaliknya: melayani? 

Memang ada! Contoh hidup, dalam buku yang saya turut-serta secara proaktif membidani (mulai dari diskusi awal idenya, mematangkan di kantor The Jakarta Consulting Group (JCG), menulis, hingga mengeditnya).

Buku dengan bilangan jumlah halaman 376 halaman ini, edisi Indonesia membahasnya. Banyak contoh pemimpin yang melayani dipaparkan di dalamnya.

Gagasannya sederhana. Filosofi bulutangkis, tenis, atau volley ball. Bukan siapa yang paling banyak menyerang yang memenangkan game. Sebaliknya, pemenang adalah siapa yang paling banyak melakukan service, yang melayani. 

Mengadopsi konsep melayani/ service dalam dunia sport itu, mengapa dalam banyak hal –termasuk bisnis dan bidang jasa– pemimpin, dan kita tidak memilih untuk melayani? Ya, melayani dengan sungguh. Dari kedalaman hati.

Melayani bukan semata-mata dalam makna harfiah: membasuh kaki. Di kantor, di mana pun saja, melayani juga termasuk di dalamnya memberi akses, membuka jalan, memberikan inspirasi, dan sebagainya. Setidaknya, jika jadi pemimpin, jangan menjadi aral yang melintang bagi kemajuan dan pengembangan diri anak-buah.

Itulah basic concept dari servanthood leadership!

Siapa saja contoh-hidup pemimpin yang melayani? Silakan baca dan memilikinya. Para pemimpin unik, seperti itu, dipaparkan di halaman 84-92.

Robert K. Greenleaf sosok dikenal sebagai tokoh pertama kali menciptakan ungkapan “kepemimpinan yang melayani” dalam esainya tahun 1970 yang berjudul “The Servant as a Leader” (Pelayan sebagai Pemimpin). Sebenarnya, ini bukan juga baru sama sekali, sebab menjadi pendekatan yang telah digunakan orang selama berabad-abad.

Sebagai pemimpin pelayan, seorang pemimpin adalah “pelayan pertama”. Seorang pemimpin mencurahkan perhatian pada kebutuhan orang lain, terutama anggota tim, sebelum ia mempertimbangkan kebutuhan Anda sendiri.

Anda mengakui perspektif orang lain, memberi mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk memenuhi pekerjaan dan tujuan pribadi mereka, melibatkan mereka dalam keputusan yang sesuai, dan membangun rasa kebersamaan dalam tim Anda. Ini mengarah pada keterlibatan yang lebih tinggi, lebih banyak kepercayaan, dan hubungan yang lebih kuat dengan anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya. Ini juga dapat menyebabkan peningkatan inovasi.

Kepemimpinan yang melayani bukanlah gaya atau teknik kepemimpinan. Sebaliknya itu adalah cara berperilaku yang Anda adopsi dalam jangka panjang.

Siapa saja contoh-hidup pemimpin yang melayani? Silakan baca dan memilikinya. Para pemimpin unik, seperti itu, dipaparkan di halaman 84-92.

Gaya ini melengkapi gaya kepemimpinan yang demokratis, dan memiliki kesamaan dengan Kepemimpinan Transformasional – yang seringkali merupakan gaya paling efektif untuk digunakan dalam situasi bisnis – dan Kepemimpinan Level 5- di mana para pemimpin menunjukkan kerendahan hati dalam cara mereka bekerja.

Namun, kepemimpinan yang melayani bermasalah dalam hierarki, budaya otokratis di mana manajer dan pemimpin diharapkan untuk membuat semua keputusan. Di sini, para pemimpin yang melayani mungkin berjuang untuk mendapatkan rasa hormat.

Ingatlah bahwa kepemimpinan pelayan adalah tentang fokus pada kebutuhan orang lain – bukan perasaan mereka. Jangan menghindari membuat keputusan yang tidak populer atau memberikan umpan balik negatif kepada anggota tim saat ini diperlukan.

Selain itu jangan mengandalkan itu secara eksklusif – gunakan bersama gaya seperti Kepemimpinan Transformasional, di mana Anda mengembangkan visi masa depan yang menginspirasi, memotivasi orang untuk mewujudkan ini, mengelola implementasinya, dan membangun tim yang semakin kuat.

Bagaimana menjadi Pemimpin yang Melayani?

Menurut Larry C. Spears, mantan presiden Pusat Kepemimpinan Pelayan Robert K. Greenleaf, ini adalah 10 karakteristik paling penting dari para pemimpin yang melayani:     
1.Mendengarkan.    
2.Empati    
3.Penyembuhan.    
4. Kesadaran.    
5. Persuasi.    
6. Konseptualisasi.    
7. Tinjauan ke masa depan.    
8. Penatalayanan.    
9. Komitmen pada pertumbuhan orang.    
10. Membangun komunitas.

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply