Namun, bagaimana memilih buku yang baik bagi anak?
Anak yang gemar membaca dan yang banyak menonton
Penelitian membuktikan, anak yang gemar membaca dan yang banyak menonton televisi sangat berbeda.
Baca Augmented reality : Buku Masa Depan
Anak yang gemar membaca, kemampuan dan hasil akademisnya jauh melebihi anak-anak yang suka menonton. Mengapa? Karena di dalam membaca, mental dan otak anak aktif. Ketika membaca, pikiran dan imajinasi seseorang sama-sama aktif.
Berbeda dengan menonton tv. Otak dan imajinasi pasif, anak hanya mengikuti saja apa menu yang disajikan. Anak hanya menerima apa yang sudah dituangkan dalam skenario.
“Malang”-nya, menonton memang sudah menjadi semacam budaya bangsa kita.
Baca Pembeli dan Pembaca Novel Indonesia
Kehadiran pesawat televisi yang menjamah seluruh rumah dengan biaya murah dan acara yang serba wah sangatlah menggoda. Berapa banyak keluarga yang dipengaruhi perilaku dan kebiasaannya oleh TV. Baik oleh tayangan berbau kekerasan maupun pengaruh iklan. Iklan ditengarai menjadi salah satu pemicu masyakarat konsumtif.
Pengaruh TV
Apabila ekses negatif seperti itu tidak diwaspadai, maka pengaruh TV yang merasuk anak lebih banyak negatif ketimbang positifnya. Orang tua harus mengarahkan dan membatasi anak menonton TV. Karena budaya nonton (watching culture), sesungguhnya lebih terarah pada hiburan yang dangkal (M. Nuh, 2007). Namun, budaya baca (Jacob Oetama, 2007) justru memintarkan anak.
Apa yang dikatakan oleh pakar media itu benar adanya. Studi yang dilakukan baru-baru ini mencatat, siswa yang banyak menghabiskan waktu main video game dan nonton TV anjlok nilai akademiknya.
Studi yang dilakukan terhadap 4.500 siswa sekolah menengah di Vermont and New Hampshire mencatat bahwa siswa yang selepas sekolah main video game dan nonton TV nilai rapornya hancur-hancuran.
Baca Writer’s Block
Studi itu juga menyimpulkan, semakin banyak waktu yang dihabiskan anak untuk main game dan nonton TV, pekerjaan dan hasil belajkar mereka juga menurun. Yang menarik, studi ini dilakukan dan dicatat siswa sendiri.
Membiasakan anak membaca sejak dini
Karena itu, membiasakan anak membaca sejak dini sangat penting. Namun, bagaimanakah memilih bacaan yang tepat untuk anak? Secara garis besar, untuk anak prasekolah, sebaiknya buku yang cocok ialah yang:
• Sarat dengan gambar, sedikit kata. Orang tua/ guru dapat menyuguhkan buku yang banyak kata-katanya seiring dengan usia anak.
• Mengandung rima.
• Alurnya sangat sederhana.
• Mengajarkan kebajikan (karakter baik).
• Bahasa mudah dimengerti.
Sedangkan untuk anak yang sudah masuk SD, kriteria bacaan yang sesuai:
• Sedikit, bahkan tidak ada gambar, banyak kata.
• Tingkat kesulitan bahasa dan alur sesuai dengan usia anak.
• Mengajarkan kebajikan (karakter baik).
• Tidak mengandung kekerasan dan pornografi.
Baca Buku Ter- sepanjang Karier sebagai Penulis
Tentu saja, tidak semua bacaan cocok dan baik dibaca (dan dibacakan pada) anak-anak. Tentu, tentang ini kita semua bersepakat. Jika demikian, bagaimanakah kriteria, atau kiat memilih bacaan yang cocok untuk anak-anak?
Kriteria
Tentu saja, tidak semua kriteria ini bisa dijumpai dalam buku cerita anak yang terbit dan beredar di Indonesia. Menemukan yang mendekati sempurna, sudah sangat bagus. Dan itu bisa didapat dari buku-buku anak terjemahan, semisal serial karya Enid Blyton (Merpati Putih, Rumah Gula Mungil, Serbuk Bersih, Burung Muari Si Andrew, Kelinci-kelinci Kertas, Peri Sutera, Kanguru Putar, Kisah Si Tumpy, Kalau Bulan Berwarna Biru, Payung Ajaib, dan Terjebak di Atas Pohon). Atau, untuk anak balita, bacaan yang juga cocok adalah serial Walt Disney. *)
sumber ilustrasi: kriteria