Sanggau. Dahulu dikenal sebagai “Sanggau Kapuas”. Hal itu terkait dengan nama rupa bumi, sebab pusat kota raja yang dibangun Dara Nante dan Babai Cinga pada itu berada persis di muara Sungai Sekayam yang jatuh di badan Sungai Kapuas.
Kemudian Sultan pertama Sanggau, Awwaludin, memutus akar pohon “sangao” yang menjadi aral melintang di muara sungai, tepi penambatan bidar-bidar Dara Nante. Sejarah mencatat peristiwa itu terjadi pada pada hari Ahad bertepatan pada hari keempat setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 16 Rabiu’ul Awwal. Atau pada 3 April 1616.
Sanggau kini salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Barat. Sebagaimana tiap daerah dan suku bangsa yang kaya dengan kuliner, kabupaten mayoritas etnis Dayak dan Senganan ini juga memiliki kuliner yang khas daerah setempat.
Sungkui. Pernahkah Anda mendengar makanan khas Sanggau?
Sungkui adalah santapan khas. Awalnya, makanan yang disajikan kepada tetamu terhormat. Terbuat dari bahan utama beras yang dibungkus dengan daun Keririt, lalu dikukus. Bentuknya lonjong,tipis, dan memanjang.
Biasanya sungkui disajikan pada jamuan besar atau pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Inilah buku yang mengupas sejarah, asal usul, cara membuat, citarasa, bentuk, hingga pesona sungkui. Makanan khas dari Sanggau, Kalimantan Barat. *)