Waktu: Bagaimana Orang Besar Memanfaatkannya secara Sangkil dan Mangkus

Apakah waktu, sebagai kronos, yang berputar/ berubah?
Ataukah entitas, setiap benda, apa saja, di bumi ini yang berubah dalam pusaran waktu? Dengan kata lain, waktu mengubah segala apa yang ada?

Maka jika pergantian setiap tahun, masuk pintu waktu, apa yang berubah? Tahun lama, 2022 berubah? Tidak! Semua tercatat dalam kalender waktu. Tahun 2023 adalah tahun baru? Tidak juga! Sebab dilihat dalam perspektif waktu, 2023 akan menjadi lama ketika tutup tahun nanti. Pada pergantian tahun, ia akan menjadi tahun lama.

Sekali lagi. Entitas, benda-benda fana dunia inilah, yang berubah dalam pusaran waktu.

Nos habebit humus. Manusia akan jadi abu. Kain kumal. Kayu lapuk. Besi karatan. Batu makin keras. Fosil jadi minyak.

Benda-benda itulah yang berubah. Bukan waktu!

Maka ketika, dalam dunia bisnis, terjadi penyusutan. Bukankah yang dihitung adalah perubahan nilai harga barang itu dalam pusaran waktu?

 

Bagi Pembaca yang ingin mendalami soal “waktu” dan “ada”, bisa baca karya filsuf Jerman, Heidegger. Disebut sebagai magnum opus, Being and Time (Jerman: Sein und Zeit) terbit perdana pada 1927.

Dua macam waktu. Kronos adalah waktu berjalan, ditakar dengan alat seperti detik, dengan 2 x 12 jam, siang dan malam. Ia tak pernah surut ke belakang dan terus mendetakkan tanda ke muka. Sedangkan kairos adalah waktu dari sisi kualitas.

Keadilan Tuhan nyata dalam waktu. Setiap  orang dianugerahi-Nya waktu sama. Tapi mengapa ada yang produktif dan belum produktif?

Tempus non currit sed res mutantur.

Dalam hidup sehari-hari, kita melihat ada orang yang sangat produktif. Ia kreatif dan produktif. Dapat melakukan apa saja, padahal yang bersangkutan juga sama sibuknya seperti kebanyakan orang.

Apa kunci rahasianya? Ternyata, yang bersangkutan berhasil karena dapat dan sanggup mengatur waktu. Dalam istilah kerennya, yang bersangkutan menerapkan time management dengan tepat.

Margaret Thatcher, ketika menjadi Perdana Menteri Inggris (1979-1990) menggunakan waktu secara sangkil dan mangkus. Seperti dicatat Wikipedia , “During her tenure as Prime Minister she was said to need just four hours’ sleep a night”.

Meski tidur hanya empat jam, toh Thatcher terbilang berusia panjang, 84 tahun. Bukti, tidur minimal 4 jam cukup. Asalkan tidur itu berkualitas. Begitu jatuhkan kepala ke atas lantai dan berbaring. Plek! Pulas. Tak terjaga. Hingga buka mata kembali.

Tidak banyak waktu Thatcher terbuang percuma. Hanya sedikit waktunya berada di garis nol. Thatcher lebih banyak menggunakan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang mulia. Misalnya, memperbaiki dan meningkatkan perekonomian Inggris, selain aktif menyelesaikan masalah dunia, antara lain Perang Inggris dan Argentina karena masalah Falklands dan Perang Teluk.

Jadi, apa yang memampukan Thatcher berbuat lebih banyak dibandingkan orang kebanyakan? Jawabannya seperti judul artikel ini: manajemen waktu.

Tempus non currit sed res mutantur.

Waktu tidak berubah. Yang berubah adalah benda-benda dalam arus pusaran waktu.

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 737

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply