Buku ber-ISBN yang Ditulis “Dayak dari Dalam” : Ternyata Capaiannya Luar Biasa (2)

Meneruskan narasi sebelumnya, hasil pendataan penulis dan karya (bukunya) mencerminkan upaya yang menantang. Dalam konteks ini, peran teknologi menjadi sangat krusial.

Para penulis, pegiat, dan penganjur literasi Dayak kini dapat terhubung dengan lebih mudah berkat kemajuan teknologi yang sebelumnya sulit diwujudkan.

Rasa-rasanya, dan silakan dibagi informasinya jika ada, belum pernah ada satu etnis pun di Indonesia yang mendata dengan teliti dan sedetail ini para penulis dari kaumnya dan karya-karya mereka.

Keberadaan penulis dari suku Dayak menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang sering kali kurang mendapatkan perhatian. Melalui upaya mendata ini, kita bisa melihat bagaimana para penulis Dayak tidak hanya melestarikan tradisi dan cerita rakyat, tetapi juga mengekspresikan pengalaman dan pandangan mereka dalam konteks modern.

Dengan mendokumentasikan penulis dan karya mereka, kita dapat memahami lebih dalam tentang bagaimana identitas Dayak terbentuk dan berkembang melalui sastra. Ini juga membuka peluang untuk kolaborasi dan pertukaran ide antara penulis dari berbagai etnis di Indonesia, sehingga memperkaya khazanah sastra nasional. Sangat penting bagi generasi muda untuk mengenal dan menghargai warisan budaya ini, serta terlibat dalam pelestariannya.

Diharapkan, inisiatif ini dapat menginspirasi etnis lain untuk melakukan hal serupa, sehingga kita bisa melihat lebih banyak karya yang merayakan keanekaragaman budaya di Indonesia. Mari bersama-sama mendukung para penulis ini dan memperluas jangkauan sastra Indonesia!

Setelah didata, ternyata mengejutkan!

Di era digital ini, pendataan yang dulunya rumit dan memakan banyak biaya serta waktu kini menjadi lebih efisien dan cepat. Dengan berbagai alat komunikasi dan perangkat lunak yang ada, pengolahan data dapat dilakukan secara instan, memungkinkan kolaborasi yang lebih baik dan memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih luas.

Baca Buku ber-ISBN yang Ditulis “Dayak dari Dalam”: Ternyata Capaiannya Luar Biasa!

Proses pendataan ini bukan hanya sekadar mengumpulkan informasi, tetapi juga menjadi sarana untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar penulis. Melalui grup diskusi dan platform daring, mereka dapat berdiskusi mengenai tema-tema literasi, teknik menulis, dan strategi pemasaran buku. Keberadaan forum online ini memfasilitasi penulis baru untuk belajar dari yang lebih berpengalaman, menciptakan ekosistem literasi yang dinamis dan saling mendukung.

Karya-karya yang tercatat, seperti yang terlihat pada daftar berikut, menunjukkan beragam suara dan perspektif dalam literatur Dayak. Dari Timoteus Tenggel Suan yang memiliki satu karya, hingga Ming Ming Chy yang mencetak 25 buku, masing-masing penulis membawa warna dan keunikan tersendiri. Melihat jumlah karya yang diciptakan, yaitu total 1.277 buku, adalah bukti nyata bahwa literasi Dayak terus berkembang meski menghadapi tantangan.

Dengan jumlah penulis yang beragam, dari yang memiliki satu buku hingga yang sudah melahirkan banyak karya, kita bisa melihat betapa kaya dan beragamnya kontribusi dalam dunia sastra. Setiap nama, dari Hamid Darmadi dengan 14 karyanya hingga Nila Riwut dan Tjilik Riwut yang masing-masing memiliki 8 dan 7 buku, menciptakan sebuah mosaik literasi yang patut diapresiasi.

Pendataan oleh Grup WAG

Pendataan ini, selain berfungsi sebagai dokumentasi, juga berpotensi menjadi langkah awal untuk inisiatif literasi yang lebih besar. Dengan memanfaatkan data ini, berbagai program pelatihan, seminar, dan acara sastra bisa diselenggarakan untuk lebih mendalami dan memperkenalkan karya-karya tersebut kepada khalayak yang lebih luas.

Kehadiran teknologi, yang memberikan akses mudah dan cepat, juga membuka peluang bagi penulis untuk memasarkan karyanya secara global. Ini adalah langkah penting untuk melestarikan dan mengembangkan literasi budaya Dayak dalam konteks modern, menghubungkan tradisi dengan inovasi. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mengantarkannya ke era baru yang penuh kemungkinan.

Baca juga Das Kapital dan Marx yang tak Pernah Mati

Berikut ini lanjutan senarai karya dan penulis Dayak dimaksud:

96. Timoteus Tenggel Suan: 1
97. Ming Ming Chy: 25
98. Eka Olivia: 1
99. Andersius Namsi: 3
100. Januarto Budi Assa: 1
101. Hamid Darmadi: 14
102. Mgr. Valentinus Saeng: 3
103. Antonius: 3
104. Kalvin: 3
105. Elia Embang: 3
106. Samuel ST Padan: 1
107.  Kartika Bungas: 1
108. Lin Magdalena: 1
109. Sofia – Muara Teweh: 2
110. Yusak Buing: 1
111. Tajeri: 2
112. Sosilawaty: 1
113. Eliezer Lewis: 1
114. Kristian: 1
115. Titus Turot: 1
116. Marson Apui: 1
117. Holten Sion Bahat: 7
118. Lenggan Pait: 1
119. Zakaria: 1
120. Wido H. Toendan: 1
121. Mansur Samin: 1
122. Rollis: 1
123. Sanasintani: 1
124. Berkat: 3
125. Rina Laden: 4
126. Lion Morry Oddy: 3
127. Agus Mulyawan: 3
128. Bulkani: 2
129. Setinawati: 1
130. M. Jaka Trisnadi: 1
131. Prasetiawati: 1
132. Matius Jon: 2
133. Yohanes Bahari: 6
134. Gat Khaleb: 1
135. Napa J Awat: 3
136. Simon Takdir: 2
137. Helwatin Najwa: 5
138. Kornel: 1
139. Maria Amanda: 1
140. Vedastus Riky: 2
141. Heironimus Bumbun: 2
142. Lonsen & Sareb: 1
143. Markus Yohanes Tui cs: 3
144. Dunis Iper: 2
145. Nila Riwut: 8
146. Tjilik Riwut: 7
147. Vera Amelia: 1
148. Hanna Pertiwi: 1
149. Hendrikus Adam: 1
150. Oktamia Karunia Sangalang: 5
151. Bambang Lautt: 2
152. Yankris: 5
153. Ding Ngo: 7

Jumlah: 1.277 Buku

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 730

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply