Eurycoma longifolia. Di Indonesia dikenal sebagai pasak bumi.
Namun, banyak sekali alias tanaman yang tancap akarnya ke dalam tanah, menembus bumi, sedemikian rupa. Sehingga mempunyai banyak nama:
Diyakini tanaman yang dapat meningkatkan keperkasaan pria, pasak bumi kini menjadi komoditas yang diperdagangkan di mana-mana. Sulit didapat, hanya orang yang punya nyali.
Kalau sudah ketemu, mencabut pasak bumi harus menghadap ke belakang pohon. Anehnya, untuk mendapatkan pasak bumi, kita harus taat dan kuat pada pantangan tertentu.
Benarkah pasak bumi menambah tenaga, khususnya menambah keperkasaan kaum pria? Mitoskah itu? Ataukah, suatu kenyataan yang tidak dapat dimungkiri?
Pasak bumi kian sulit ditemukan. Dari ibu kota provinsi Kalbar, Pontianak, tanaman langka ini baru dapat kita temukan hampir 450 km. Jauh masuk pedalaman, di daerah perbatasan dengan Sarawak, Malaysia.
Dua pantangan ihwal pasak bumi. Pertama, sebelum dan selama mencari pasak bumi, jangan mengeluarkan kata-kata yang kotor dan jorok. Kedua, kalau sudah ketemu, mencabut pasak bumi harus menghadap ke belakang pohon, tidak boleh menghadap langsung.
Tanaman langka ini sebenarnya tumbuh di rerimbunan pohon lain. Nama latinnya eurycoma longifolia, orang Malaysia menyebutnya tongkat ali, sementara di Indonesia disebut juga sebagai bidara pahit.
Tanaman ini tumbuh dan kembangnya tidak berkelompok. Jarang ditemukan berdekatan, sering tumbuh satu satu. Kalau tidak awas, tanaman ini sulit untuk dikenali. Tidak setiap orang punya nyali menemukannya, untung-untungan.
Batang pohon pasak bumi sebenarnya kecil. Yang sudah bermanfaat mulai dari sebesar jempol jari. Ada yang sampai sebesar betis, namun paling besar sepaha orang dewasa.
Benarkah pasak bumi menambah tenaga, khususnya menambah keperkasaan kaum pria? Mitoskah itu? Ataukah, suatu kenyataan yang tidak dapat dimungkiri?
Walau sebesar jempol jari, jangan dikira gampang mencabut tanaman pasak bumi. Sukar sekali! Akarnya sangat dalam, jauh masuk ke bumi. Bahkan, kalau tidak tahu cara mencabutnya, kita bisa gagal total mendapatkan tanaman itu.
Berjalan kaki sekitar satu jam dari Jangkang, kami sampai pada sebuah bukit. Tidak begitu perawan, namun hutannya masih lestari.
Ada air terjun setinggi 12 meter mengalir bebas. Di lembah bukit, hawa sejuk segar. Bebatuan halus terhampar di sepanjang sungai “Itu”.
(bersambung)