Jangan menyebut diri “bibliofili”. Seorang pecinta, pelahap, sekaligus makan minum . Dan hidup dari buku. Jikalau tidak setiap helaan napas Anda bergumul, sekaligus mengembuskan buku-buku pula.
Seperti kita mafhum. Buku banyak definisinya. Apa pun definisinya, satu hal yang pasti: buku mengikat ilmu.
Menjadi habit. Suatu kebiasaan. Setiap kali bepergian naik pesawat ke mana saja, saya senantiasa tiba lebih awal di bandara. Bukan kenapa-kenapa. Di samping tidak enak serba-buru-buru, sebab buru-buru bisa lupa banyak hal, rasanya lebih secure menunggu di bandara daripada bukan di bandara.
Kita bisa check in terlebih dulu. Bisa minta atau milih seat yang kita maui. Lazimnya, saya meminta pada petugas di kaunter check in demikian, “Tolong, jika tersedia, beri saya emergency seat!”
Baca Emergency Seat https://bibliopedia.id/rubrik/page/2/?v=b718adec73e0
Seperti pagi ini (18 Mei 2023). Saya mendapatkan seat yang diinginkan.
“Lorong, tengah, atau jendela?” tanya petugas.
“Jendela!” jawab saya. Seraya menerima boarding pass. Setelah menerimanya, saya langsung ke gerai toko buku yang ada di bandara internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Memilih buku ini. Lalu membayarnya di kasir.
Setelah itu, jika ada uang sisa dari membeli buku, saya membeli makan.
Dan memang subuh dari rumah, saya belum sempat sarapan. Maka sembari sarapan, saya membaca buku ini. Kemudian, karena masih ada waktu, menulis untuk mengisi kanal berita dan informasi yang kontennya mengenai literasi dan dunia perbukuan ini.
Baca juga Menagih Janji Renesans si Datuk https://bibliopedia.id/menagih-janji-renesans-anwar-ibrahim/?v=b718adec73e0
Asal mafhum saja. Di bandara, buku-buku yang dijual adalah yang “ori”. Tak ada KW KW-an. Apalagi bajakan.
Tapi kita, sebagai pembeli, merasa puas. Merasa senang saja punya banyak koleksi buku. Meski kini di perpustakaan pribadi, di rumah, saya memiliki tidak kurang dari 4.000 judul buku; tetap saja ruang saya terbuka untuk buku-buku baru.
Demikianlah antara lain kisah seorang bibliofili. Harta kekayaannya ada pada: buku. Baik yang telah diterbitkan. Maupun yang akan diterbitkannya. Yang kesemuanya dimeteraikan dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) yang nilainya ada yang tangible dan ada pula yang intangible. *)