MENULIS dan HONOR Era Media Lama dan Media Baru

Sebelum Pandemi Covid-19. Orang masih menganggap the new media (media baru) menggunakan jaringan Internet sebagai media komunikasi dan bisnis—adalah maya. Namun, selama dan pascaPandemi Covid-19 dirasakan bahwa media baru sungguh-sungguh nyata.

Bahkan kini media baru merupakan media tempat orang berkomunikasi, berinteraksi, dan saling mendapatkan keuntungan. Dapat dikatakan bahwa manusia zaman digital ini melekat dan merupakan bagian dari teknologi sebagaimana dikemukakan Fidler (1997) tentang mediamorfosis.

Apakah media baru?

Dengan “media baru” dimaksudkan sebagai media digital. Yaitu antitesis dari  media lama yang  berbasiskan analog. Seperti dicatat Manovich (2001) bahwa “…many new media objects are converted from various forms of old media…. Converting continuous data into a numerical representation is called digitalization” (hlm. 28).

Kunjungi artikel terkait ini Buku Digital di antara Buku Analog https://bibliopedia.id/buku-digital-di-antara-buku-analog/?v=b718adec73e0

Yang termasuk  media baru adalah: Internet, Web sites, computer multimedia, computer games, CD-Roms dan DVD, dan virtual reality. Kesemua itu terhubung antara pengguna tanpa (lagi) mengenal batas dan waktu. Menggunakan media sebagai alat untuk distribusi dan ekshibisinya (hlm. 19).

Media baru setidaknya memunyai tiga fungsi penting yakni:
1) menghubungkan khalayak dengan informasi dan layanan,
2) memungkinkan kerja sama dengan orang lain, dan
3) membuat konten baru, layanan, komunitas, dan saluran komunikasi yang membantu siapa saja menyampaikan informasi dan jasa.

Sesuai dengan apa yang dikemukakan McLuhan (1964) bahwa unsur manusia yang paling dominan di balik pelaksanakan fungsi media tersebut “media is the extension of man.”  Meneruskan teori McLuhan ini, dapat dikatakan bahwa baik teknologi media maupun isinya sepenuhnya berada dalam kendali manusia.

Jika teori McLuhan diterapkan untuk kasus media baru, dapat dikatakan bahwa apa pun bentuknya maka setiap teknologi adalah perpanjangan dari manusia. Karena itu, media baru bukan semata-mata sebatas  alat, melainkan yang paling esensial di dalamnya adalah unsur manusia.

Kita dapat menyebutkan dan membuat senarai tipe manusia yang interplay di dalam media baru yang dimaksud. Mereka dapat individu, kelompok, komunitas, kerumunan, atau organisasi.

Dahulu era analog, kita (penulis) mengirimkan tulisan ke media. Setelah dianggap memenuhi syarat, dimuat, lalu mendapat honor yang besarnya sesuai kemampuan media. Kini era telah berbeda. Penulis membuat konten untuk medianya, dibayar Google. Namanya monetize –> kontennya dijadikan cuan.

Teknologi baru tidak selalu baru tetapi bergantung pada perkembangan teknologi sebelumnya dan aplikasinya. Teknologi yang benar-benar baru biasanya bukan ciptaan media itu sendiri. Seringkali alat pemasak tekanan teknologi dari inovasi militerlah yang memberikan kesempatan untuk aplikasi sipil di kemudian hari, dan untuk media.

Satelit pada awalnya dikembangkan dan diluncurkan (1960-an) untuk aplikasi militer mereka – pengawasan dan komunikasi. Internet pada awalnya diciptakan untuk kenyamanan militernya untuk menemukan bentuk komunikasi yang kuat yang tidak dapat dihancurkan oleh beberapa rudal balistik antar-benua Rusia (ICBM).

Cornford dan Robins (1999) berbicara tentang akomodasi antara lama dan baru dan menunjukkan bahwa “media baru seringkali sangat bergantung pada konten media lama yang dikemas ulang”. Bahkan interaktivitas bukanlah hal baru dalam dirinya sendiri (telepon radio): melainkan mungkin kecepatan dan keterikatan interaktivitas di belakang teknologi, yang baru.

Teknologi baru . . . memungkinkan produsen produk dan layanan media baru untuk memantau, menyegmentasikan, dan menargetkan audiens dengan cara baru (Cornford dan Robbins, 1999).

Gagasan determinisme teknologi merupakan argumen bahwa teknologi itu sendiri membentuk masyarakat dan dapat menjadi penyebab perubahan sosial.

Apa yang berubah dalam hal menulis dan honor?

Dahulu era analog, kta (penulis) mengirimkan tulsan ke media. Setelah dianggap memenuhi syarat, dimuat, lalu mendapat honor yang besarnya sesuai kemampuan media.

Baca Menulis dan atau Mengarang

https://bibliopedia.id/menulis-dan-atau-mengarang/?v=b718adec73e0

Top adalah Kompas. Diikuti Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, dan Media Indonesia.  Honor di atas Rp500.000.

Selanjutnya media medioker memberi honor antara Rp300 – Pp500.000. 

Penulis bergantung pada media itu. Mereka yang menentukan. Namun kini, di era digital, setiap orang bisa membuat blog, web, atau memonetize setiap kontennya berbasiskan iklan dari Google.

Kunjungi https://adsense.google.com/intl/en_id/start/?subid=id-en-ha-ads-bk-a-search!o3&gad=1&gclid=Cj0KCQjwmtGjBhDhARIsAEqfDEdQ9CkVKyqiEOY0NCJ0Fqwps5v4q5mGOiJkdNltPB7WyfAet2M9nC4aAtuTEALw_wcB

Bukan revolusi, namun evolusi. Menulis juga demikian. Kini banyak tersedia aplikasi menulis dengan suara, antara lain Keep Notes dan Write by Voice. Akan tetapi, manusia tetap di atas segala-galanya, termasuk teknologi. 

Di atas segalanya itu, kreativitas adalah tajuk mahkotanya. Ide yang mengalir bagai sumber air pegunungan. Gagasan brilian. Imaginasi tinggi. Adalah modal utamanya. Secanggih canggihnya alat, ia tetap alat di tangan manusia. Itu sebabnya, dari 14 mata ekonomi kratif, maka Publishing dan Reserch (dalam arti luas, menemukan kembali) masuk senarai ekonomi kreatif. Yang modal utamanya adalah: kreativitas.

Baca Content Creator| Profesi Seksi yang Kian Dicari https://bibliopedia.id/content-creator-profesi-seksi-yang-kian-dicari/?v=b718adec73e0

Demikian pula honor yang diperoleh bukan lagi dari lembaga media, melainkan dari Google AdSense -iklan Google. 

Bagaimana tentang besaran bayarannya? Kasih tau gak ya?

Teknologi hanya memudahkan dan mempercepat. Manusia yang utama. 

58d93-cindy-cristella

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 731

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply