Non scholae sed vitae adalah frasa dalam bahasa Latin. Bentuk lengkapnya adalah “non scholae sed vitae discimus”. Artinya: “Kita belajar bukan untuk sekolah, tetapi untuk hidup.”
Scholae dan vitae merupakan kata benda feminin (jamak: ae, tunggal a) bentuk datif dari deklinasi pertama.
Sejarah kisahnya frasa ini
Motto ini adalah kebalikan dari bentuk aslinya, yang muncul dalam Surat Moral Seneca muda kepada Lucilius sekitar tahun 65 Masehi.
Baca E Pluribus Unum
Frasa asli adalah “Non vitae sed scholae discimus” (“Kita belajar [literatur] bukan untuk kehidupan, tetapi untuk waktu di kelas”).
Pada awal abad ke-19, frasa ini diubah di Hungaria dan Jerman menjadi “non scholae, sed vitae discendum est” (“Kita harus belajar bukan untuk sekolah, tetapi untuk kehidupan”).
Makna terdalam
Pembelajaran tidak sekadar tentang memenuhi kebutuhan sekolah atau mengejar nilai, bahkan tidak hanya untuk meraih ijazah semata.
Pembelajaran itu seharusnya menjadi persiapan untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Ide ini menekankan bahwa pengalaman hidup memberikan pembelajaran yang berharga di luar kelas dan buku pelajaran.
Baca Conditio sine qua non : Penerapannya dalam Konteks Pemilu
Banyak pemikir, pendidik, dan penulis telah menggambarkan pentingnya pembelajaran sepanjang kehidupan dan bagaimana pengalaman hidup memberikan pelajaran berharga.
Oleh karena itu, frase ini mungkin telah muncul dan digunakan oleh berbagai tokoh di berbagai konteks untuk menyampaikan pesan yang serupa.
Frasa ini juga menekankan aspek pengalaman belajar dan pendidikan, bukan hanya tercermin pada hasil akhirnya, tapi juga pada cara kita menjalani sehari-hari. Sekolah dan belajar bukan hanya tentang mengejar angka, mendapatkan nilai, atau meraih ijazah, melainkan lebih pada bagaimana pembelajaran dan pengalaman sekolah dapat diterapkan dan memberi nilai tambah dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pepatah petitih Latin ini mengajak kita untuk melihat pembelajaran sebagai alat untuk mengatasi tantangan dan memahami dunia di sekitar kita. Bukan sekadar mengingat fakta atau menerima penilaian, melainkan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam tindakan sehari-hari kita, baik dalam berinteraksi dengan orang lain, mengambil keputusan, atau mengatasi masalah sehari-hari.
Belajar bukan hanya untuk mencapai tujuan akademis, tetapi juga untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan berarti. *)