Pars pro Toto

“Pars pro toto” secara harfiah berarti “bagian sebagai pengganti seluruhnya.” Dalam frasa ini, “pars” berarti “bagian” dan “toto” merujuk pada “seluruhnya”, “total”, atau “keseluruhan.”

Toto, kata dasarnya adalah “totus”. Oleh karena didahului dengan pro (bagi, untuk, guna) maka tasrifan atau kasusnya adalah Dativus. Kasus dativus digunakan untuk menunjukkan penerima manfaat atau objek penerima dari suatu tindakan.

Baca Vita Brevis, Ars Longa

Secara semantik, ungkapan ini digunakan untuk menyatakan konsep di mana sebuah bagian dari sesuatu digunakan atau dianggap mewakili keseluruhan.

Dalam konteks ini, bagian tersebut melambangkan atau menggantikan keseluruhan entitas atau konsep yang dimaksud.

“Pars pro toto” berasal dari bahasa Latin dan sering digunakan dalam konteks retorika dan sastra klasik. Konsep ini muncul sebagai salah satu dari banyak perangkat bahasa figuratif yang digunakan oleh penutur Latin klasik untuk memberikan ekspresi yang kaya dan mendalam.

Penerapan dalam Konteks dan Kalimat
Contoh penerapannya dapat ditemukan dalam berbagai situasi, baik dalam bahasa sehari-hari maupun di berbagai bidang ilmu.

Baca Filsafat Ilmu: Menang Hibah Buku Teks bukan Karena Pengantar Saya

Sebagai contoh, dalam percakapan sehari-hari, jika seseorang mengatakan “saya suka membaca Korrie Layun Rampan,” itu bisa diartikan bahwa dia menyukai karya-karya pengarang Dayak secara keseluruhan, meskipun hanya sebagian yang mungkin telah dibaca, misalnya roman Upacara atau Api Awan Asap.

Dalam ilmu pengetahuan: Mewakili seara keseluruhan

Dalam konteks ilmu pengetahuan, “pars pro toto” dapat digunakan untuk merujuk pada konsep bahwa informasi atau temuan yang diperoleh dari sebagian sampel dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi. Dengan kata lain, bagian kecil yang diamati dianggap mencerminkan atau menggambarkan keseluruhan.

Misalnya, dalam bidang etnologi, di mana studi mengenai kelompok etnis dilakukan, kita dapat mempertimbangkan kasus rumpun Dayak. Diketahui bahwa terdapat 7 rumpun besar Dayak di seluruh dunia, dengan total populasi lebih dari 8 juta jiwa, yang terbagi dalam 405 subsuku.

Baca Suku Dayak di Kalimantan Timur

Jika kita mengamati dan memahami ciri-ciri suatu rumpun, misalnya rumpun Iban, yang dikenal dengan hidup komunal, tingkat toleransi yang tinggi, saling tolong, saling bela, dan memiliki fighting spirit (daya juang) yang tinggi, kita dapat menggunakan prinsip “pars pro toto” untuk menyimpulkan bahwa ciri-ciri ini mungkin juga berlaku untuk subsuku lainnya, seperti Bidayuh, Kenyah, Lundayeh, Kanayatn, Bahau, dan lain sebagainya.

Dengan demikian, informasi yang diperoleh dari satu kelompok etnis dapat memberikan gambaran yang representatif tentang keseluruhan karakteristik etnis Dayak secara umum.

Dengan kata lain, pars pro toto adalah: sebagian (dapat) mewakili secara keseluruhan. *)

Share your love
Avatar photo
Masri Sareb Putra
Articles: 730

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply