Setidaknya di badan penerbitan CV Lembaga Dayak. Ada 2 karya sastra (kumpulan cerpen) yang berjudul, atau bahkan, mengambil ide uatma: Senja. Yang pertama, kumpulan cerpen Budi Miank (2017). Kedua, kumpulan cerpen Paran Sakiu (2024).
Mereka tak kompromi sebelumnya. Tak saling kenal. Namun, sama citarasanya menggunakan natural symbol sebagai judul karya sastra.
Senja, matahari, dan hujan adalah simbol alam yang paling banyak digunakan pengarang untuk judul puisi, cerpen, dan novelnya.
Mengapa?
Dalam dunia sastra, simbol alam seperti senja, matahari, dan hujan sering digunakan oleh pengarang sebagai judul puisi, cerpen, dan novel.
Baca Launching 60 Buku ber-ISBN dalam Satu Momentum: ITKK Sekadau Raih Rekor MURI
Penggunaan simbol alam ini tidak hanya memberikan kesan estetis, tetapi juga menyiratkan berbagai makna yang mendalam. Berikut adalah alasan mengapa simbol-simbol alam ini sering dipilih:
1. Senja
Senja melambangkan waktu peralihan antara siang dan malam, sering kali menggambarkan perubahan atau transisi dalam kehidupan karakter. Ini bisa merujuk pada perubahan emosional, fase kehidupan, atau konflik yang sedang berlangsung.
Senja sering diasosiasikan dengan suasana melankolis atau reflektif. Warna-warna lembut dan pencahayaan yang redup pada senja menciptakan nuansa yang introspektif, yang dapat mencerminkan suasana hati atau keadaan pikiran karakter dalam sebuah karya sastra.
Senja adalah saat yang singkat dan indah, yang dapat melambangkan keindahan yang bersifat sementara dan ketidaktetapan dalam hidup.
2. Matahari
Matahari sering kali melambangkan energi, kehidupan, dan harapan. Dalam sastra, matahari bisa menunjukkan awal baru, kekuatan, atau semangat yang membara. Ini sering digunakan untuk menandakan kebangkitan atau kebangkitan semangat.
Matahari memberikan penerangan dan kejelasan. Dalam konteks naratif, ini bisa melambangkan pencerahan atau penemuan kebenaran yang terungkap.
Matahari juga bisa menjadi simbol kekuatan dan konflik, misalnya dalam konteks peperangan atau pertarungan batin.
3. Hujan
Hujan sering diasosiasikan dengan kesedihan, kehilangan, atau perasaan melankolis. Ini bisa mencerminkan suasana hati yang suram atau perubahan emosional dalam cerita.
Hujan juga dapat melambangkan pembersihan atau pembaharuan, membersihkan sesuatu yang lama untuk memberi jalan bagi sesuatu yang baru. Ini sering digunakan dalam cerita yang melibatkan penyembuhan atau transformasi karakter.
Di sisi lain, hujan juga merupakan simbol kehidupan dan pertumbuhan, karena air yang turun dari hujan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan kehidupan.
Baca Poses Kreatif Saya Mengarang Novel (1)
Simbol-simbol alam ini memberikan makna tambahan dan konteks emosional yang dapat memperdalam pengalaman membaca dan membuat judul-judul karya sastra menjadi lebih resonan dengan tema dan suasana yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Penggunaan simbol-simbol ini dalam judul karya sastra memberikan kesempatan bagi pengarang untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam. Seklaigus membangkitkan minat pembaca dengan cara yang estetis dan emosional.