Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau baru saja mencetak sejarah dalam dunia pendidikan Indonesia dengan meraih Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan Nomor 118xx/R. MURI/VIII/2024.
Rekor ini diraih berkat peluncuran 60 buku ber-ISBN (International Standard Book Number) yang ditulis dan diterbitkan oleh sivitas akademika ITKK Sekadau.
Jumlah buku yang diluncurkan ini merupakan rekor terbanyak yang pernah dicapai oleh institut pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia, yang dikelola oleh masyarakat adat.
Sambutan Kepala LLDIkti Wilayah XI
Yang menarik, kontribusi untuk rekor ini tidak hanya berasal dari dalam negeri. Dr. Patricia anak Ganing dari Sarawak turut menyumbangkan 3 buku, di antaranya Pengansah Runding, terjemahan novel sejarah Keling Kumang ke dalam bahasa Iban-baku, serta Tibak Penemu.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan, Muhammad Akbar, memberikan apresiasi tinggi terhadap prestasi ini. Dalam peresmian gedung rektorat ITKK yang terletak di Jalan Merdeka Timur, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Akbar menekankan pentingnya pencapaian ini sebagai indikator peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi.
Sebagai bagian dari perayaan, bukti fisik 60 buku yang memecahkan rekor MURI dipamerkan di meja gerai buku di depan pintu masuk aula lantai III gedung rektorat ITKK dari tanggal 5 hingga 6 Agustus 2024. Sebelum menerbitkan SK dan menetapkan rekor, MURI melakukan riset menyeluruh.
“Selamat kepada Civitas Akademika ITKK Sekadau atas peluncuran 60 buku ber-ISBN ini. Ini adalah jumlah terbanyak yang pernah diluncurkan oleh perguruan tinggi di Indonesia dan merupakan langkah besar dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,” kata Akbar pada Senin, 5 Agustus 2024.
Akbar juga menyoroti bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menciptakan generasi cerdas dan berakhlak mulia. Ia berharap ITKK dapat memberikan kontribusi signifikan bagi bangsa dan negara dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Seminar dan Hari Studi
Pada acara peresmian gedung rektorat yang juga menandai usia ITKK yang ke-4 tahun, diselenggarakan Seminar Hari Studi yang mempertemukan para intelektual dari kampus dan masyarakat. Keynote speaker, Dr. Yansen TP, M.Si., seorang tokoh Dayak dan intelektual, memberikan pidato utama. Wakil Gubernur Kalimantan Utara memimpin sesi tanya jawab yang berlangsung selama 50 menit, dimoderatori oleh Masri Sareb Putra, M.A., Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Puslitdianmas) ITKK.
Baca Albert Rufinus: Semiotisian Dayak Pakar Lawe
Sesi pertama Seminar Hari Studi pada tanggal 6 Agustus setelah makan siang memicu diskusi yang aktif dan berbobot. Yansen membahas topik “Pembangunan SDM Dayak,” mengungkapkan bahwa “Dayak tidak perlu pengakuan, berkarya, menulis, dan publikasikanlah!” Ia percaya dunia akan otomatis mengenal Dayak sebagai pewaris Bumi Borneo melalui karya-karya monumental seperti Gua Niah 40.000 tahun lalu, batu Yupa, Batu Ruyud Writing Camp 2022, dan rekor MURI.
Selain itu, ITKK juga meluncurkan beberapa pusat kajian baru, termasuk Pusat Kajian Dayak, Pusat Kajian Perkoperasian, dan Pusat Kajian Masyarakat Adat, Hak Asasi Manusia, serta Perubahan Iklim. Dengan kehadiran ITKK di Kabupaten Sekadau, diharapkan lulusan SMA/SMK tidak lagi menghadapi kendala dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. ITKK berkomitmen untuk mendukung dan mengangkat intelektual dari kampung-kampung.
“Kami berharap ITKK Sekadau akan terus berkembang dan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Sekadau dan Kalimantan Barat,” ujar Stefanus Masiun, Rektor ITKK.
Apresiasi Bupati Sekadau
Bupati Sekadau, Aron, mengapresiasi Yayasan Pendidikan Keling Kumang atas upayanya dalam meningkatkan pendidikan melalui SMK Keling Kumang dan ITKK.
“ITKK memudahkan orang tua karena kuliah tidak lagi harus jauh-jauh,” ujar Aron, berharap ITKK dapat menyediakan pendidikan berkualitas yang inklusif, mengembangkan potensi individu, serta mendukung pembangunan manusia di Kabupaten Sekadau.
Aron juga menambahkan bahwa lulusan perguruan tinggi harus menjadi tenaga kerja yang terampil dan siap menghadapi berbagai tantangan. (X-5)