Pemain hebat # pelatih hebat.
Maradona, pesepakbola luar biasa sepanjang masa, gatot (gagal total) sebagai pelatih. Ia tak berhasil menurunkan ilmu kepada anak asuhnya.
Namun, Maurinho, Ancelotti, atau Klinsmann tidak menonjol sebagai pemain. Tapi sangat luar biasa, sekaligus dikagumi sebagai pelatih hebat dan berhasil.
Sementara itu, ada profesor sepakbola, Prof. Wenger. Pria kelahiran Prancis 1949 ini musimawal di Arsenal luar biasa dan dikagumi.
Bahkan, di markasnya, dibuat film futuristik tentang sepakbola masa depan. Tapi kini sinarnya makin redup, seiring kepintaran yang tidak selalu identik dengan kemenangan (keberhasilan).
Lalu ada segelintir pemain hebat sekaligus pelatih hebat: Cruyff dan Richard yang sukses di Barcelona.
Saya menggunakan tamsil itu untuk menjelaskan guru/dosen sastra dan anak asuhnya. Dan saya tak tahu pasti saya ada di mana?
Idealnya, seperti Wenger kombinasi dengan Cruyff dan Rijkaard. Tapi memang kehebatan hubungan guru-murid itu bergantung kepada benih dan lahan.
Jika materinya bagus, managernya jelek, tidak akan berhasil. Dan sebaliknya.
***
Begitu juga di perusahaan. Manager itu pelatih. Ia meracik pemain mencapai tujuan.
Jika para pemain hebat tapi tidak menang, maka yang salah: sang manager. Yang tidak bisa menggunakan orang (SDM) untuk mencpapai tujuan.
***
Buku ini diterbitkan PT Indeks, 2007. Terjemahannya dari buku terbitan Kogan Page di Inggris, ketika saya managing editornya.
Menurut hemat saya, kandungan gizi menu buku ini bagus. Sekaligus: inspiratif.
Mengajarkan bukan saja bagaimana mencapai tujuan, tetapi juga bermain cantik.
Bagaimana selain tujuan penting, juga prosesnya.
Dalam susana demam Piala Dunia saat ini, agaknya bukan hanya tontonan sepakbola sebagai hiburan yang penting. Tapi juga filosofi di baliknya.
Mana negara jagoan Anda?