Hiroshima karya John Hersey memang sering dijadikan sebagai contoh terbaik dalam penggabungan fakta dan sastra, atau yang dikenal dengan istilah “literary journalism” atau “creative nonfiction.”
Baca Das Kapital : The Televance to the Current Situation in Indonesia
Berikut adalah beberapa aspek yang dapat diambil sebagai best practices dari pendekatan yang digunakan Hersey dalam karya tersebut:
- Pendekatan Naratif yang Kuat
Hersey menggunakan pendekatan naratif yang sangat kuat dalam menggambarkan peristiwa dan dampaknya. Ia menyusun ceritanya sedemikian rupa sehingga pembaca merasakan ketegangan dan emosi yang dialami oleh para korban bom atom. Ini menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan menggugah perasaan. - Fakta yang Teliti
Meskipun disajikan secara naratif, “Hiroshima” tetap memiliki dasar fakta yang kuat. Hersey melakukan wawancara mendalam dengan enam orang yang selamat, mengumpulkan informasi yang akurat dan mendetail tentang pengalaman mereka. Penting untuk menjaga akurasi fakta dalam menyajikan cerita factual sebagai karya sastra. - Pemberian Suara pada Narasumber
Hersey memberikan suara pada orang-orang yang mengalami peristiwa tersebut. Ini memberikan dimensi manusiawi pada cerita, memungkinkan pembaca untuk merasakan perasaan dan pengalaman pribadi para korban. Memberikan suara pada narasumber memperkaya kualitas naratif dan meningkatkan empati pembaca. - Struktur Cerita yang Efektif
Penggunaan struktur cerita yang baik sangat penting dalam literary journalism. Hersey memilih untuk membagi ceritanya menjadi bagian-bagian yang fokus pada masing-masing narasumber. Hal ini membantu dalam memahami dampak serangan bom atom dari berbagai sudut pandang dan menggabungkannya menjadi narasi utuh. - Bahasa yang Memikat
Penggunaan bahasa yang kuat dan memikat membantu membawa pembaca ke dalam cerita. Hersey menggunakan bahasa deskriptif yang kaya untuk menggambarkan pemandangan dan pengalaman yang dialami oleh para korban. Ini memberikan nuansa dan warna pada cerita. - Ketidakberpihakan dan Keseimbangan
Meskipun Hersey menunjukkan empati pada para korban, ia juga menjaga ketidakberpihakan dan keseimbangan dalam penyajian ceritanya. Ia tidak memberikan pendapat pribadi yang kuat, tetapi membiarkan fakta dan pengalaman narasumber berbicara sendiri.
Arok – Dedes: Sejarah tentang Kuasa dan Wanita
John Hersey memadukan fakta dengan elemen sastra adalah seni yang memerlukan kehati-hatian dan keterampilan penulisan yang tinggi. Menyelaraskan keakuratan informasi dengan kekuatan naratif dapat menciptakan karya yang kuat dan berdampak.
Siapa John Hersey?
John Hersey adalah seorang jurnalis dan penulis Amerika Serikat yang lahir pada 17 Juni 1914, dan meninggal pada 24 Maret 1993. Ia memenangkan hadiah Pulitzer untuk karyanya di bidang jurnalisme. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah buku Hiroshima.
Baca Menulis dan Mengarang : Beda, Dong!