Memasuki Era Uang Digital

Uang terbagi menjadi 2 medium, 1) medium fisik seperti kertas dan koin 2) medium metafisik (nonfisik) atau digital. Uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang disebut dengan nama fiat yang meliputi uang kertas, koin, dan fiat digital.

Uang fiat digital adalah representasi digital dari mata uang tradisional atau fiat suatu negara, seperti dolar AS, Euro, atau IDR. Uang fiat dikeluarkan dan didukung oleh bank sentral, salah satu contoh bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Semua pemerintah mencetaknya begitu saja dari tidak ada menjadi ada karena bagian dari sistem pemerintahan yang tersentralisasi.

“Fiat digital dapat digunakan dengan cara yang sama seperti uang fiat fisik, untuk melakukan pembelian dan melakukan transaksi keuangan.”

Uang fiat digital berbeda dengan uang crypto (cryptocurrency). Uang crypto yaitu mata uang digital terdesentralisasi yang tidak dikeluarkan atau didukung oleh otoritas bank pusat secara sentralisasi. Namun fiat digital yang tersentralisasi dan uang crypto yang terdesentralisasi keduanya adalah uang digital.

“Fiat digital dan uang crypto keduanya adalah uang digital.”

Blockchain. Menggunakan teknologi blockchain, uang digital cryptocurrency memfasilitasi transaksi yang aman dan transparan secara desentralisasi (tidak bergantung pada kewenangan pemerintah).

Uang fiat digital bergantung pada infrastruktur sentralisasi keuangan tradisional dan tunduk pada peraturan dan kontrol yang sama seperti uang fiat fisik yang dijamin oleh pemerintah yang berwenang.

Dompet Digital

Beberapa contoh uang fiat digital termasuk mata uang digital bank sentral (central bank digital currencies/CBDC), yang merupakan versi elektronik dari mata uang fiat tradisional yang dikeluarkan dan didukung oleh bank sentral, dan e-money.

Fiat digital merupakan representasi virtual dari uang fiat tradisional dari kertas dan koin yang disimpan di perangkat elektronik. perangkat atau dalam akun online dan dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dan melakukan transaksi keuangan.

Beberapa dompet digital tersebut adalah OVO, Gopay, Grabpay, Google Pay, Payoneer, dan Paypal.

Untuk melakukan transaksi di internet seseorang membutuhkan dompet digital. Dompet digital adalah jenis perangkat lunak yang memungkinkan untuk menyimpan, mengirim, dan menerima mata uang virtual.

Selain itu, juga dapat menyimpan, mengirim, dan menerima jenis konten digital lainnya, seperti poin loyalitas atau tiket. Dompet digital dapat digunakan untuk melakukan transaksi online, membayar ragam tagihan, dan mentransfer”secara nilai digital setara uang fiat” ke orang lain.

Dompet cryptocurrency, di sisi lain ada jenis dompet digital khusus yang digunakan untuk menyimpan, mengirim, dan menerima cryptocurrency dan juga NFT, seperti dompet kripto Zengo, Binance, dan Pi Network.

Dompet Cryptocurrency, juga dikenal sebagai dompet kripto (crypto-wallet), dirancang secara desentralisasi untuk dan hanya berguna  menggunakan blockchain tertentu dan hanya dapat menyimpan jenis koin yang didukung oleh blockchain tersebut.

Crypto Wallet

Perbedaan utama antara dompet digital dan dompet crypto adalah jenis konten digital yang dirancang untuk disimpan dan dikelola. Dompet digital dapat digunakan untuk menyimpan berbagai konten digital, sedangkan dompet mata uang kripto dirancang khusus untuk menangani dan mengelola mata uang kripto dan NFT.

Dompet cryptocurrency adalah program perangkat lunak yang menyimpan kunci pribadi dan publik dan berinteraksi dengan berbagai blockchain.

Crypto wallet memungkinkan pengguna untuk mengirim dan menerima mata uang digital dan memantau saldo yang dimilikinya. Jika ingin menggunakan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya, mutlak untuk memiliki crypto wallet.

Ada beberapa jenis crypto wallet  yang menyediakan cara berbeda untuk menyimpan dan mengakses mata uang digital.

Berikut adalah beberapa jenis yang paling umum:

  1. Software Cypto Wallet : Ini adalah program yang dapat diunduh dan instal di komputer atau perangkat seluler seperti smartphone. Penyedia crypto wallet menawarkan tingkat keamanan yang tinggi. Tetapi jika komputer atau smartphone (HP) dicuri, diretas atau terkena virus, dompet dan dana bisa berisiko hilang kalau menyimpan password (keyphrase) di dalam sana. Jadi pastikan password atau keyphrases disimpan secara tertulis di kertas, dilaminating, dan disimpan di tempat aman seperti kertas berharga lainnya. Buat crypto wallet akun baru dengan membuka tautan ke Zengo, Binance, dan Crypto.com. Pastikan hanya memilih crypto-wallet yang memiliki dan meng-on-kan fitur verifikasi dua arah untuk keamanan.
  2. Crypto wallet web: Dompet ini diakses melalui browser web dan umumnya lebih mudah digunakan, tetapi berpotensi kurang aman karena kunci pribadi disimpan secara online dan dapat diretas. Yang menyediakan hal seperti ini adalah Brave browser, Opera browser, dan beberapa penyedia crypto wallet web lainnya. Pastikan hanya memilih crypto-wallet yang memiliki dan meng-on-kan fitur verifikasi dua arah untuk keamanan.
  3. Hardware crypto wallet: Ini adalah perangkat fisik yang menyimpan kunci pribadi secara offline dan memberikan lapisan keamanan tambahan. Crypto wallet versi hardware ini seperti USB yang umumnya dianggap sebagai opsi yang paling aman. Namun harganya relatif mahal, ada potensi hilang, dicuri dan atau rusak. Pastikan hanya memilih crypto-wallet yang memiliki dan meng-on-kan fitur verifikasi dua arah untuk keamanan.
  4. Crypto wallet kertas: Ini adalah print versi password dan keyphrase yang telah dilaminasi dan disimpan di tempat yang relatif aman secara offline. Dan pada umumnya dapat diandalkan untuk penyimpanan jangka panjang untuk cryptocurrency dalam jumlah besar. Pastikan hanya memilih crypto-wallet yang memiliki dan meng-on-kan fitur verifikasi dua arah untuk keamanan.

Manfaat Crypto wallet

Crypto wallet memungkinkan  untuk menyimpan, mengirim, menerima mata uang digital, dan mengoleksi asset digital lainnya seperti NFT. Crypto wallet yang  dikeluarkan Zengo, Binance, dan Crypto.com relatif tidak terkena pajak bila menyimpannya, tetapi crypto wallet versi keluaran Indonesia sudah terjamah sentralisasi pemerintah.

Jadi penulis rekomendasikan untuk dihindari karena ada potensi aset bisa dibekukan oleh pemerintah yang berwenang. Untuk bahasan sentralisasi ini akan penulis sharing di artikel lainnya.

Namun yang perlu diperhatikan, karena cryptocurrency menggunakan sistem desentralisasi, hal ini memberikan pemiliknya kendali penuh atas aset mereka, termasuk potensi keteledoran yang terjadi oleh pemiliknya.

Pastikan hanya menginput password dan keyphrase untuk mengakses dompet sendiri, jangan pernah memberikan password atau keyphrase kepada orang lain atau mengakses sembarangan website yang memasang jebakan phising (web yang dibuat untuk mencuri data user, password, dan keyphrase) di sinilah fungsi VPN akan relatif menyelamatkan banyak pengguna internet.

Potensi scams (penipuan) banyak terjadi karena mengincar ketelodoran seseorang. Kendali atas password dan keyphrase jatuh kepada diri sendiri, menjadi bank sendiri,  kita sendiri yang memiliki kendali atas dana kita.

Tetapi crypto wallet memungkinkan untuk melakukan transaksi dengan cepat dan mudah. Berguna untuk melacak transaksi, memeriksa saldo, dan koleksi NFT.

Membuat akun Crypto wallet

Untuk mendapatkan dompet cryptocurrency. Siapkan terlebih dulu alat tulis dan kertas, kemudian ikuti hal berikut:

  1. Pilih dompet yang mendukung mata uang digital yang ingin digunakan. Seperti Zengo, Binance, dan Crypto.com Ketika tidak dapat mengakses situs tersebut, potensi besar diperlukan untuk menginstall VPN untuk mengaksesnya.  Pastikan hanya memilih crypto-wallet yang memiliki dan meng-on-kan fitur verifikasi dua arah untuk keamanan.
  2. Unduh dan instal dompet di komputer atau perangkat seluler yang dimiliki.
  3. Ikuti instruksi selanjutnya untuk membuka akun dompet baru (sign up/register) dan password kemudian tulis di atas kertas juga untuk keyphrase yang muncul.  Simpan di tempat aman.
  4. Jika menggunakan Crypto wallet berbasis web atau di-hosting, Ada potensi melalui proses know your customer (KYC) di mana diminta untuk membuat akun dan memberikan informasi pribadi, siapkan KTP atau SIM untuk difoto, dan mungkin foto pembuat akun baru tersebut secara selfie.
  5. Jika menggunakan hardware crypto wallet, ikuti setting-nya dan juga membuat PIN.

Setelah crypto wallet jadi saatnya mulai menggunakannya untuk menyimpan, mengirim, menerima mata uang digital, dan juga mengoleksi NFT.

Untuk dompet kripto perangkat keras. Beberapa kelemahan potensial menggunakan dompet perangkat keras sebagai solusi penyimpanan mata uang kripto meliputi:

Kesimpulan

Desentralisasi merupakan bagian pemahaman utama di cryptocurrency, dengan memiliki crypto wallet, hal ini semua hal menjadi tanggung jawab pemiliknya.

Sangat penting untuk menjaga password dan keyphrase dompet cryptocurrency tersebut, pastikan tersimpan secara pribadi dan aman karena itu adalah kunci untuk mengakses dan mengendalikan dana atau aset yang dimiliki.

Jika orang lain mendapatkan akses password dan keyphrase tersebut, mereka akan dapat mengontrol dompet digital dan dana tersebut menjadi milik mereka. Tidak ada cara untuk memulihkan password, keyphrase, dan atau dana yang dimiliki jika hilang atau dicuri.

Untuk alasan ini, sangat penting untuk tidak pernah membagikan password dan keyphrase dengan siapa pun dan untuk memastikannya disimpan di lokasi yang aman dan terlindungi.

Jika perlu menuliskan password, keyphrase, dilaminasi, kemudian pastikan untuk menyimpannya di tempat yang aman, seperti brankas.

+++

Michael Sega Gumelar

michael.sega.gumelar@gmail.com

michael.sega.gumelar@bibliopedia.id

    Twitter @MSGumelar

    Instagram @bubblegumelar

Share your love
Avatar photo
Michael Sega Gumelar
Articles: 47

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply