Jika kamu tidak dapat mengalahkan atau melawan mereka, lebih baik bergabung atau menyatu. Dengan catatan, jika menyatu, bagai air dengan air, atau minyak dengan minyak.
Asal usul frasa ini tidak dapat ditelusuri ke sumber bahasanya, Latin. Tentu mulai berlaku di belahan benua Eropa. Sebab Latin adalah akar sekaligus induk bahasa-bahasa Eropa pada umumnya. Konsepnya telah ada dalam berbagai budaya dan konteks sepanjang sejarah.
Baca Studium Generale, bukan Stadium General
Koalisi dalam dunia politik. Atau merger dalam dunia persaingan bisnis. Adalah contoh nyata dari frasa yang sarat makna ini!
Ide dasar di balik frasa ini mencerminkan strategi adaptasi atau kesesuaian dengan lingkungan atau situasi yang sulit. Misalnya, jika seseorang menghadapi lawan yang kuat atau situasi yang sulit untuk diatasi secara langsung, mungkin lebih bijaksana untuk berkolaborasi atau bergabung dengan mereka agar dapat mencapai keberhasilan atau mendapatkan keuntungan bersama.
Baca Dum Spiro Spero
Frasa ini sering digunakan dalam konteks kompetisi atau konflik, baik dalam bisnis, politik, atau kehidupan sehari-hari. Dalam situasi tertentu, strategi kolaborasi atau integrasi bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana daripada terus mencoba melawan kekuatan yang lebih besar atau sulit diatasi.
Dalam konteks bisnis, frasa “si non potes eos vincere, te cum iis coniunge” bisa tercermin dalam keputusan untuk melakukan merger antara dua perusahaan sejenis. Misalkan, perusahaan A dan perusahaan B sebelumnya bersaing ketat di segmen pasar yang sama.
Dalam ekonomi
Dengan melihat bahwa persaingan ini mungkin akan menghambat pertumbuhan keduanya, mereka memutuskan untuk bergabung dalam satu entitas yang lebih besar. Melalui merger ini, keduanya dapat menggabungkan sumber daya, mengurangi persaingan yang tidak sehat, dan menciptakan kekuatan yang lebih besar dalam pasar.
Baca Ad hoc
Contoh nyata dapat ditemukan dalam industri teknologi di mana perusahaan-perusahaan besar seringkali melakukan merger untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
Dalam politik
Dalam dunia politik, aplikasi dari frasa ini bisa dilihat dalam pembentukan koalisi antara partai politik yang sebelumnya bersaing. Misalnya, setelah pemilihan umum, partai G dan partai D memutuskan untuk membentuk koalisi karena tidak satupun dari mereka berhasil meraih mayoritas yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Baca Duc in Altum
Dengan berkoalisi, mereka dapat menggabungkan dukungan dan kekuatan politik mereka untuk mencapai tujuan bersama, meskipun sebelumnya mereka bersaing dalam berbagai isu politik.
Contoh konkret adalah pembentukan koalisi pemerintahan di beberapa negara di mana partai-partai yang sebelumnya bersaing secara terbuka bergabung untuk membentuk pemerintahan yang stabil.*)