Ambu Naptamis dan Literasi Finansial Dayak Kalteng lewat Credit Union

Ambu Naptamis adalah salah satu pejuang ‘Keberdayaan Orang Dayak’ melalui Gerakan Credit Union dan Pemberdayaan Masyarakat.
Sebelum tahun 2000, orang-orang Dayak di daerah (Kalimantan Tengah, khususnya Palangka Raya, Katingan, Gunung Mas, Kapuas, Kotawaringin Timur) tidak memiliki wadah untuk mengelola uang, mendapatkan pendidikan keuangan, dan strategi menyiapkan masa depan keluarga. Mungkin saat itu bisa dikatakan sebagai masa kekelaman ‘dalam konteks strategi pemberdayaan ekonomi’ bagi Orang Dayak.
Lembaga Dayak Panarung
Kondisi ini perlahan-lahan mulai berubah semenjak tahun 2003, ketika Ambu dan rekan-rekan aktivis (Ethos, Cony, Adang, Sepmi, Anse) di Lembaga Dayak Panarung mengorganisir para tokoh dan aktivis lain untuk mewujudkan adanya Alat Pemberdayaan Bagi Orang Dayak.
CU hadir, dan orang Dayak perlahan-lahan memiliki jembatan. Saat ini warga dari kampung pun bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke tingkatan Pasca Sarjana, bisa membuat rumah dengan layak seperti halnya orang-orang kota, bisa membeli kendaraan dan bisa berbisnis, bisa ziarah ke Israel atau Naik Haji dengan perencanaan yang baik.
Masyarakat yang tidak pernah mengenal Buku Tabungan, kini memegang buku Tabungan, yang tidak mengenal istilah ‘Investasi’ kini terbiasa dan melakukan investasi.
Penggerak kemajuan Dayak
Bahkan tukang becak di Pujon bisa menabung lebih dari 100 juta rupiah di CU karena mendapat motivasi yang tidak biasa melalui Pendidikan Motivasi dan Pendidikan CU. Dan, Ambu Naptamis bisa dikatakan salah satu penggerak, yang menjadikan ‘masa kekelaman ini berubah ke sebuah dunia baru, yang disebut masa kemajuan.’
Di samping menjadi penggerak gerakan CU, Ambu dan rekan-rekannya adalah penggerak ‘Keberdayaan Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Tengah’ dengan membentuk Aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Tengah. Dan bersama-sama dengan rekan aktivis seperjuangan, gerakan yang dimotori Ambu membuktikan bahwa Orang Dayak bisa masuk ke bisnis retail dengan mendirikan KPD Swalayan, melakukan advokasi dan pemberdayaan sampai ke kampung-kampung di perhuluan sungai, dengan harapan Orang Dayak memiliki kesadaran dan kepercayaan diri, sehingga tergerak untuk berdaya sejajar dengan masyarakat lain. Teman-teman, ini bahasa saya secara pribadi yang mengenal sosok Ambu Naptamis serta perjuangan beliau bersama rekan-rekan aktivis.
Para rekan-rekan yang berjuang itu (bersama dengan Bang Ambu), saat ini bisa dikatakan golongan ORANG tajir. Kemana-mana naik mobil, bisa menggunakan fasilitas yang diatas orang-orang kebanyakan. Tapi situasi itu berbeda dengan tahun 2005 ke bawah.
Ada banyak rekan  para pelaku yang berjuang bersama beliau. Di mana gerakan itu dimulai tanpa modal, dimulai dengan sepeda motor (bahkan ada yang jalan kaki) naik perahu, naik getek/perahu bermesin dan menembus sungai-sungai Kalimantan Tengah yang ganas.
Pernah dalam perjalanan ada yang hampir terlempar ke kawasan kebun rotan karena dihempas pusaran air. Itulah perjuangan mengentas kemiskinan di Kalimantan.
Share your love
Avatar photo
Damianus Siyok
Articles: 20

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply